Korban Banjir Bandang Libya Meningkat Jadi 11.300 Orang, Faktor Korupsi dan Kelalaian Pemerintah Jadi Sorotan

Korban Banjir Bandang Libya Meningkat Jadi 11.300 Orang, Faktor Korupsi dan Kelalaian Pemerintah Jadi Sorotan

JawaPos.com – Korban tewas akibat banjir bandang di Libya meningkat menjadi 11.300 orang per Kamis (14/9).

Banjir bandang yang menyapu sekitar seperempat isi kota Derna di Libya timur tersebut, kini menyisakan puing reruntuhan bangunan dan tangisan korban.

Banjir bandang menelan puluhan ribu korban itu dinilai tidak hanya disebabkan oleh faktor alam (Badai Daniel) saja melainkan ada peran kesalahan dari pemerintah Libya juga.

Baca Juga: Imbas Sebut Milih Amin Bagian dari Bidah, Akun Instagram Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Banjir Komentar

Dilansir dari Al Jazeera, Claudia Gazzini senior analis untuk Libya dari International Crisis Group (ICG) mengatakan bahwa korupsi, buruknya perawatan infrastruktur publik serta pembelahan politik menjadi faktor.

Claudia menambahkan selama tiga tahun terakhir tidak ada alokasi dana untuk infrastruktur yang diturunkan dan contohnya kongretnya adalah penelataran dua bendungan di hulu Derna.

“Tidak ada dari dua pemerintahan bersaing (Tripoli dan Benghazi) punya legitimasi yang cukup untuk membuat rencana besar, sesuatu yang membatasi fokus pada infrastruktur,” ungkapnya kepada Al Jazeera.

Baca Juga: Libya Diterjang Banjir Bandang, Dua Faksi Politik Diharapkan Saling Dukung Penanganan dan Jamin Akses Bantuan

Tidak hanya itu, fasilitas publik seperti rumah sakit telah ditelantarkan oleh pemerintah selama bertahun-tahun.

“Satu-satunya rumah sakit yang berfungsi di Derna saat ini adalah vila sewaan yang hanya memiliki lima kamar tidur,” ungkap Hani Shenib selaku Presiden Dewan Nasional Hubungan AS-Libya.

“Ini bukan hal yang baru tapi sudah berlangsung selama 42 tahun. Hal ini juga menyebabkan kekacauan politik sejak masa Gaddafi. Setiap Menteri Kesehatan dan Perdana Menteri datang ke Derna akan mendukung perubahan tetapi kemudian mereka mengabaikan sepenuhnya,” tambahnya kepada Al Jazeera.

Baca Juga: Libya Dilanda Banjir Bandang, Bantuan dari Sejumlah Negara dan Organisasi Internasional Mulai Berdatangan

Anas El Gomati, pendiri dan Direktur Sadeq Institute menjelaskan korupsi, salah manajemen pengelolaan keuangan dan otoritas militer jadi penyebab buruknya infrastruktur Libya selama ini.

“Korupsi dan salah urus keuangan jadi penyebab kegagalan infrastruktur Libya selama beberapa dekade dan otoritas militer lah yang telah mengkanibalisasi infrastruktur publik di Libya timur untuk diselundupkan dan dijual sebagai barang bekas logam,” ujarnya.

Sejauh ini, tim evakuasi dan bantuan dari sejumlah negara maupun organisasi internasional sudah berdatangan. Selama proses evakuasi saat ini, korban diperkirakan akan terus mengalami peningkatan.