Gempa dahsyat mengguncang Maroko pada Jumat (8/9) malam waktu setempat. Akibatnya, banyak bangunan yang rusak, bahkan hancur, termasuk yang sifatnya bersejarah.
Kota Marrakesh, di mana terdapat banyak bangunan bersejarah, cukup terdampak dari gempa berkekuatan magnitudo 6,8 tersebut. Kota tua di Marrakesh dilaporkan terdampak paling parah.
Di Marrakesh banyak bangunan-bangunan kuno yang dibangun pada abad ke-11, sehingga kota ini masuk daftar situs Warisan Dunia UNESCO sejak 1985.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Seperti dikutip Morocco World News, sayangnya, bangunan-bangunan bersejarah itu tak mampu lagi menahan guncangan gempa dahsyat sehingga mengalami kerusakan.
Tembok merah kuno yang mengelilingi Kota Marrakesh dan dibangun pada masa dinasti Almoravid turut hancur akibat gempa. Dinding ini terbuat dari tanah merah dan untuk alasan itu pula Marrakesh juga dikenal sebagai Kota Merah.
Selain itu, alun-alun tersibuk di benua Afrika, Jemaa el-Fna, juga turut terdampak gempa. Jemaa el-Fna adalah alun-alun segitiga yang dibangun pada abad ke-14. Tempat ini jadi favorit turis, karena merupakan pusat komersial dan hiburan populer di Maroko.
Alun-alun ini dikelilingi restoran, kios pedagang, penjual suvenir, hingga penghibur jalanan. Menara Jemaa el-Fna tampak rusak setelah gempa terjadi.
Masjid Koutoubia di Marrakesh, Maroko. (AFP/ABDELHAK SENNA)
Seperti dilansir Al Jazeera, Masjid Koutoubia di Marrakesh juga rusak karena gempa. Salah satu menara masjid runtuh dan menimpa sejumlah mobil yang berada di bawahnya. Laporan lain juga menyebut tembok masjid ini retak.
Lokasi Masjid Koutoubia berseberangan dengan Jemaa El Fna.Masjid tersebut merupakan salah satu landmark terkenal di Marrakesh dengan sebuah menara setinggi 77 meter dan sering dikunjungi wisatawan mancanegara.
Bangunan masjid ini berdiri sejak abad ke-12 dan dikenal juga sebagai atap Marrakesh. Saat tanah bergetar akibat gempa, debu berterbangan dari atas Masjid Koutoubia.
Selain itu juga ada Pasar Medina atau Medina of Marrakech, yang juga banyak dikunjungi warga hingga wisatawan. Setting film Aladdin yang terkenal diambil di Pasar Medina, yang merupakan pasar terbesar di Maroko.
Situs bersejarah di Pegunungan Atlas Tinggi Maroko, Masjid Tinmel, mengalami rusak parah. Padahal, UNESCO menyebut Masjid Tinmel termasuk salah satu kandidat untuk masuk daftar Situs Warisan Dunia.
Seismolog atau ahli gempa bumi Richard Walker dari University of Oxford mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan gempa di Maroko pada Jumat lalu (8/9) begitu mematikan.
“Gempa bumi ini terjadi di wilayah yang jumlah penduduknya relatif besar dan jenis bangunannya rentan terhadap guncangan gempa. Jadi, konstruksi bangunannya khas pedesaan yang menggunakan bata tanpa perkuatan,” jelasnya.
“Satu fakta penting juga adalah bahwa gempa terjadi pada malam hari, lewat jam 11 malam waktu setempat, ketika orang-orang berada di rumah dan sudah tidur. Jadi, banyak orang terjebak di dalam reruntuhan.”
Badan Survei Geologi Amerika Serikat menyatakan belum pernah ada gempa bumi yang lebih kuat dari 6,0 skala Richter dalam radius 500 kilometer dari pusat gempa pada Jumat itu, setidaknya dalam satu abad terakhir.
Lebih dari 60 tahun yang lalu, bagian pantai barat negara itu juga pernah diguncang gempa berkekuatan 5,8 skala Richter yang menewaskan lebih dari 12.000 orang dan meruntuhkan kota Agadir di barat daya Marrakesh. Bencana itu kemudian mendorong adanya perubahan peraturan mengenai tata bangunan di Maroko. Namun, masih saja banyak bangunan yang tidak tahan gempa, terutama rumah-rumah di pedesaan.
Maroko bagian utara lebih sering mengalami gempa bumi, termasuk gempa berkekuatan 6,4 skala Richter pada tahun 2004 dan berkekuatan 6,3 skala Richter pada tahun 2016.
Tahun ini, gempa berkekuatan 7,8 skala Richter mengguncang Suriah dan Turki, yang menewaskan lebih dari 21.600 orang.
“Jika dibandingkan dengan Turki, retakan akibat gempa Turki itu mencapai 350 kilometer. Jadi, kerusakannya tersebar di beberapa wilayah,” papar Remy Bossu, Kepala Pusat Seismologi Eropa-Mediterania (EMSC).
“Skala bencananya jauh lebih besar di Turki. Tapi tetap saja, yang terjadi di Maroko adalah gempa bumi yang kuat,” lanjutnya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan 300.000 orang terkena dampak gempa itu.
Kerusakan pasca gempa dahsyat di Amizmiz, Maroko, 9 September 2023. (Foto: REUTERS/Abdelhak Balhaki)
Dengan mengendarai truk dan helikopter, tentara Maroko dan tim SAR di sana tengah berjuang untuk mencapai kota-kota pegunungan terpencil yang hancur akibat gempa bumi dahsyat yang menewaskan lebih dari 2.400 orang itu.
“Ini jelas masa yang sulit, apalagi saat ini masyarakat sedang berusaha membersihkan reruntuhan. Tentunya jika terjadi guncangan lagi, sisa bangunan lainnya bisa saja runtuh,” jelas Bossu.
“Ini adalah masalah keamanan yang serius bagi tim penyelamat saat ini. (Warga) juga selalu disarankan untuk tidak kembali ke dalam rumah. Rumah-rumah tersebut telah rentan akibat gempa pertama, dan mungkin akan runtuh jika terjadi gempa susulan.”
Gempa Maroko terjadi akibat tabrakan lempeng tektonik Afrika dan Eurasia pada kedalaman yang relatif dangkal, sehingga menjadikannya semakin berbahaya. Gempa susulan juga telah terjadi di zona tersebut.
“Semua aktivitas seismik di kawasan Euro-Mediterania, mulai dari Portugal hingga Turki, terkait dengan lempeng tersebut. Lempeng Afrika bergerak ke utara dan bertabrakan dengan lempeng Eurasia,” tambah Bossu.
“Aktivitas seismik ini jauh lebih aktif di Turki dan Yunani. Sedangkan di bagian barat, aktivitasnya kurang aktif. Jadi, pergerakan lempeng biasanya hanya beberapa milimeter per tahun. Tapi, jika diakumulasikan selama berabad-abad, tentu saja pergeserannya menjadi signifikan. Itulah sebabnya ada aktivitas seismik aktif di seluruh wilayah di kawasan Pegunungan Atlas itu, karena terkait dengan pergerakan lempeng ke utara.”
Seismolog Richard Walker mengatakan ini adalah “masa yang sangat kritis”.
“Orang-orang berusaha mencari mereka yang terkena dampak gempa, berusaha menemukan korban yang selamat. Semakin cepat hal ini dilakukan, semakin besar peluang kita untuk menemukan korban yang selamat,” ujarnya.
“Namun dampak gempa masih terus berlanjut. Akan banyak orang yang kehilangan tempat tinggal, kehilangan orang terdekat, terkena dampak buruk dari gempa ini, dan hal ini akan terus berlanjut sampai musim dingin tiba. Jadi, tahukah Anda, meskipun bencananya telah terjadi, dampaknya dan kebutuhan akan bantuan sebenarnya akan terus ada hingga beberapa bulan ke depan.” [br/jm]
Jakarta, CNBC Indonesia – Korban tewas di Maroko tercatat lebih dari 2.800 usai gempa bumi yang terjadi pada Jumat (8/9/2023) malam hari dengan kekuatan 6,8 skala Richter. Tim pencari dari berbagai negara terus berupaya menemukan korban selamat dari bencana tersebut.
TV pemerintah seperti dilansir dari Reuters melaporkan pada Senin (11/9/2023) malam bahwa jumlah korban tewas meningkat menjadi 2.862 orang, dan 2.562 orang terluka. Karena sebagian besar zona gempa berada di daerah yang sulit dijangkau, pihak berwenang belum mengeluarkan perkiraan jumlah orang hilang.
Di desa Tinmel, hampir setiap rumah hancur dan seluruh masyarakat kehilangan tempat tinggal. Bau kematian puluhan hewan yang terkubur di bawah reruntuhan tercium hingga ke sebagian desa.
Sebagai informasi, pusat gempa berada sekitar 72 km (45 mil) barat daya Marrakesh, di mana beberapa bangunan bersejarah di kota tua, yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO mengalami kerusakan.
Gempa tersebut juga menyebabkan kerusakan besar pada Masjid Tinmel yang bersejarah dan bersejarah pada abad ke-12.
Hingga kini, tim penyelamat dari berbagai negara seperti Spanyol, Inggris, dan Qatar berpacu dengan waktu untuk bekerja sama menemukan korban yang selamat dari reruntuhan bangunan.
Jika dilihat secara historis, di masa lalu terdapat gempa yang juga memakan korban bahkan hingga ratusan ribu jiwa dan dengan kekuatan yang lebih besar daripada gempa di Maroko.
Dilansir dari ourworldindata.org, tercatat gempa di Shaanxi, China pada tahun 1556 terjadi dengan kekuatan 8 skala Richter dan menewaskan hingga 830.000 jiwa.
Sedangkan di Indonesia pernah terjadi gempa besar 9,1 skala Richter bahkan hingga terjadi tsunami lebih dari 30 meter pada 26 Desember 2004 dengan korban 227.899 korban jiwa.
Manado (ANTARA) – Stasiun Geofisika Manado, Sulawesi Utara menyebutkan belum ada gempa tektonik susulan pascagempa utama pada pukul 19.51.33 WIB di wilayah Sahu, Halmahera Barat, Maluku Utara.
“Setelah gempa utama, belum ada gempa susulan yang terjadi. Kami akan memutakhirkan datanya di grup percakapan BMKG dan stakeholder,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Manado, Muhammad Zulkifli di Manado, Senin.
Dia menambahkan, belum ada kerusakan yang terjadi akibat gempa yang melanda wilayah tersebut.
“Jadi informasi dari Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah Halmahera Barat belum ada kerusakan,” ujarnya.
Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Laut Maluku.
Baca juga: Bagian luar gedung KONI Sulut mengalami kerusakan akibat gempa
Baca juga: BMKG: Gempa M6,2 Halmahera Barat dipicu aktivitas lempeng Laut Maluku
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik, katanya.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 6,2 dengan episenter terletak pada koordinat 1,18° LU ; 127,44° BT, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Sahu, Halmahera Barat, Maluku Utara pada kedalaman 152 kilometer.
Lindu tersebut dirasakan di Jailolo, Kota Manado, Sangihe, Kotamobagu dengan skala intensitas III-IV MMI (pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi).
Selanjutnya di Kota Ternate, Halmahera Barat, Halmahera Selatan, Kepulauan Sula dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu).
Gempa juga terasa di Gorontalo, Minahasa Utara, Taliabu, Ambon dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Baca juga: BPBD Sulteng: Dua kecamatan terdampak gempa Donggala
Baca juga: BNPB: Pengungsi gempa Donggala mulai kembali ke rumah
Baca juga: Gempa Maroko: Korban tewas lebih dari 2.000 orang
Fasad bagian barat Aula B Gelanggang Olahraga RW Mongisidi KONI Manado, Sulawesi Utara, runtuh akibat diguncang gempa bermagnitudo 6,2 yang berpusat di perairan Maluku Utara, Senin (11/9/2023).
MANADO, KOMPAS – Gempa bumi bermagnitudo 6,2 yang berepisentrum di wilayah Halmahera Barat, Maluku Utara, terasa hingga di Sulawesi Utara, Senin (11/9/2023) malam. Hingga kini, belum ada laporan korban jiwa. Kerusakan bangunan yang terdata hingga jelang tengah malam hanya Aula B Gelanggang Olahraga RW Mongisidi Manado.
Gempa terjadi sekitar pukul 20.51 Wita dan berlangsung sekitar 15 detik. Warga di bilangan Wanea, Manado, yang ketakutan sontak berlarian ke luar rumah. Sebab, guncangan gempa sampai menggoyangkan barang-barang yang berada di dalam rumah, atau setara skala III sampai IV Modified Mercalli Intensity (MMI).
Safitri (28), warga Kairagi, sedang berada di kantor ketika gempa mengguncang. “Biasanya gempa di Manado enggak terlalu kencang, jadi awalnya saya tenang-tenang aja. Tapi, lama-lama kedengaran kaca bergetar, terus ada benda seperti atap seng jatuh di luar. Jadi saya cepat-cepat lair ke luar,” ujarnya.
Sementara itu, Brayen Mambu (37), warga Wenang, sedang berkendara ketika gempa terjadi. “Saya lagi naik motor, jadi enggak rasa apa-apa. Tapi mobil-mobil banyak yang berhenti, terus orang teriak-teriak ‘tanah goyang,’” katanya.
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI
Fasad bagian barat Aula B Gelanggang Olahraga RW Mongisidi KONI Manado, Sulawesi Utara, runtuh akibat diguncang gempa bermagnitudo 6,2 yang berpusat di perairan Maluku Utara, Senin (11/9/2023).
Di Instagram, akun @ererree3 dan @kotamanado menyebarkan video kehebohan di mal Manado Town Square. Ratusan warga yang sedang menonton di Bioskop XXI berhamburan keluar sambil berteriak akibat panik.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), titik pusat gempa berada 11 kilometer di timur laut Jailolo, Halmahera Barat dengan kedalaman 152 kilometer dari permukaan Bumi. Getarannya terasa hingga di Manado, Minahasa, Kotamobagu, Sangihe, Minahasa Utara, dan bahkan Gorontalo.
Dari Jakarta, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, gempa yang terjadi merupakan gempa tektonik. Mulanya, magnitudo yang dirilis BMKG adalah M 5,9 dengan kedalaman 168 km, sebelum kemudian dimutakhirkan.
“Episentrum gempa bumi terletak pada koordinat 1,18 derajat Lintang Utara dan 127,44 derajat Bujur Timur. Dengan memerhatikan lokasi episentrum dan hiposentrumnya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Laut Maluku dengan mekanisme pergerakan naik atau thrust fault,” tutur Daryono.
PEMPROV SULUT
Staf Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara mengecek Aula B Gelanggang Olahraga RW Mongisidi KONI Manado yang fasadnya runtuh akibat diguncang gempa bermagnitudo 6,2 yang berpusat di perairan Maluku Utara, Senin (11/9/2023).
Ia juga menegaskan masyarakat tak perlu panik karena gempa bumi ini tidak menimbulkan potensi tsunami. BMKG juga belum mencatat adanya gempa susulan dari episentrum yang sama. Namun, sekitar 23.30 Wita, terjadi gempa berkekuatan M 3,2 di Laut Maluku dengan kedalaman 33 km, tetapi getarannya tak lagi terasa.
“Masyarakat kami imbau agar tetap tenang, tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kami juga mengimbau masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Pastikan rumah Anda tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang dapat membahayakan kestabilan bangunan,” ujarnya.
Sementara itu, di Manado, tidak ada laporan adanya korban jiwa. Satu-satunya bangunan rusak yang terdata hingga tengah malam adalah fasad Aula B GOR RW Mongisidi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulut. Bahan yang dipakai adalah lembaran aluminium berbentuk persegi dengan rangka besi yang berkarat di beberapa titik.
Pemprov Sulut yang diwakili Sekretaris Daerah Steve Kepel telah mengecek bangunan, bahkan masuk ke dalam untuk melihat kerusakan yang ditimbulkan. Ia mengatakan, fasad dengan motif siluet orang berolahraga tersebut adalah hasil renovasi yang telah berdiri selama tiga tahun terakhir.
“Sudah cukup lama. Nanti kami perbaiki. Kami lakukan pendataan (kerusakan) besok, tetapi di dalam tidak ada kerusakan, sudah kami video,” kata Steve. Ia menambahkan, sehari-hari Aula B dipakai untuk olahraga basket, voli, tenis meja, dan berbagai olahraga lain yang dapat dilangsungkan di dalam ruangan.
Sekretaris Umum KONI Sulut, Tony Kullit, mengatakan hanya bagian eksternal gedung bagian barat yang rusak. “Cuma aksesorinya saja. Tetapi yang di dalam aman, masih bisa digunakan untuk latihan atlet,” kata dia.
Komandan Distrik Militer 1309 Manado, Letnan Kolonel Infanteri Himawan Teddy Laksono juga telah tiba di kompleks GOR RW Mongisidi untuk mengecek kerusakan gedung. Ia mengatakan, asesmen kerugian nantinya akan dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Baca juga: Gempa di Talaud Tak Timbulkan Kerusakan Berarti
Adapun hasil patroli menyebutkan belum ada kerusakan lainnya. “Laporan Babinsa (Bintara Pembina Desa), tidak ada korban jiwa. Kami akan pantau apabila ada gempa susulan. Mitigasi dan siaga bencana juga nanti akan dilaksanakan BPBD,” kata Teddy.
Akan tetapi, Teddy menegaskan pihaknya telah turut membentuk tim reaksi cepat. “Apabila terjadi gempa, bisa evakuasi untuk kelompok rentan serta menyediakan kebutuhan vital bagi mereka. Untuk saat ini, kami monitor wilayah, mengamankan agar masyarakat tidak mendekat (ke Aula B GOR RW Mongisidi),” kata dia.
Jakarta, CNBC Indonesia – Lebih dahsyat melanda Maroko, Afrika Utara. Setidaknya 2.000 lebih orang tewas dan ribuan orang terluka.
Gempa sesungguhnya terjadi Jumat pekan lalu. Dari data lembaga penyiaran pemerintah 2M pada Minggu (10/9/2023) sedikitnya 2.122 orang tewas dalam bencana tersebut dan 2.421 lainnya luka-luka.
Perlu diketahui gempa ini merupakan bencana alam terkuat yang pernah melanda Maroko dalam lebih satu abad. Diketahui pusat gempa tidak jauh dari pusat wisata dan ekonomi populer Marrakesh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berikut fakta-fakta terkait gempa dahsyat yang melanda Maroko.
Waktu Terjadinya Gempa
Melansir CNN International, gempa terjadi sekitar pukul 23.11 waktu setempat (18.11 ET). Pusat gempa terletak di pegunungan High Atlas, sekitar 72 kilometer (44,7 mil) barat daya Marrakesh dan dampaknya terasa sampai ke utara hingga Casablanca.
Kekuatan Gempa
Gempa tersebut berkekuatan 6,8 SR. Sumber gempa berada di kedalaman yang relatif dangkal, sehingga lebih merusak.
Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (AS), gempa sebesar ini jarang terjadi di kawasan ini. Namun hal ini bukan sesuatu yang tidak terduga.
Laporan tersebut mencatat bahwa sembilan gempa berkekuatan 5 atau lebih besar telah melanda wilayah tersebut sejak tahun 1900. Namun tidak satupun yang berkekuatan lebih dari 6.
Sebelumnya, gempa yang paling mematikan di Maroko terjadi di 1960. Kala itu lebih dari 12.000 orang meninggal.
Lokasi Kerusakan Terparah
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut lebih dari 300.000 orang telah terkena dampaknya di Marrakesh dan sekitarnya. Tempat-tempat bersejarah telah rusak, namun daerah yang paling terkena dampaknya adalah daerah yang dekat dengan Pegunungan Atlas.
Saksi mata di kaki pegunungan mengatakan beberapa kota hancur total, dan hampir semua rumah di kawasan desa Asni rusak. Lebih dari seribu orang tewas di provinsi Al Haouz dan lebih dari 400 orang tewas di kota Taroudant, Maroko barat daya.
Raja Turun Gunung
Pekerja darurat dikerahkan ke daerah yang terkena dampak, meskipun beberapa jalan rusak atau tertutup puing-puing. Beberapa desa terpencil di kaki gunung sulit diakses.
Pemerintah Maroko mengatakan telah mengaktifkan semua sumber daya yang tersedia untuk mengatasi gempa tersebut. Peerintah mendesak masyarakat untuk menghindari kepanikan.
Raja Mohammed VI dari Maroko pun turun gunung. Ia memerintahkan pembentukan komisi bantuan untuk mendistribusikan bantuan kepada para penyintas, termasuk anak yatim piatu dan orang-orang yang kehilangan rumah akibat bencana tersebut.
Dia juga menyatakan tiga hari berkabung nasional. Ia pun meminta masjid-masjid di seluruh negeri untuk mengadakan salat jenazah pada Minggu siang bagi mereka yang tewas akibat gempa.
Reaksi Internasional
Banyak pemimpin dunia yang menyatakan simpati mereka serta menawarkan dukungan kepada Maroko. Prancis telah mengaktifkan bantuan darurat dari dana pemerintah daerah untuk membantu operasi kemanusiaan di wilayah yang terkena dampak gempa.
“Tim pencarian dan penyelamatan Spanyol, yang terdiri dari 56 tentara dan empat anjing, sudah mendarat di Marrakesh untuk membantu pasca gempa,” kata Kementerian Pertahanan Spanyol.
Turki juga menyatakan siap mengirim 265 personel dan 1.000 tenda ke Maroko untuk mendukung upaya bantuan. Ankara sendiri dilanda gempa bumi dahsyat yang menewaskan puluhan ribu orang awal tahun ini.
Sementara itu, Inggris mengatakan telah mengerahkan 60 spesialis pencarian dan penyelamatan. Termasuk empat anjing pencari, peralatan penyelamat, dan tim penilaian medis ke Maroko.
Aljazair mengatakan akan membuka kembali wilayah udaranya untuk bantuan kemanusiaan dan penerbangan medis menuju dan dari negara Arab tersebut. Diketahui, negara ini sebelumnyamemutuskan hubungan diplomatik dengan Maroko pada tahun 2021 dan menutup wilayah udaranya untuk semua pesawat yang terdaftar di Maroko.
Di sisi lain, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Presiden AS Joe Biden juga mengatakan mereka siap memberikan bantuan. Sementara Bank Dunia mengatakan telah menawarkan dukungan penuh kepada negara tersebut.
Banyak pemimpin dunia lainnya, termasuk Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi di G20, pemimpin China Xi Jinping, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dan Presiden Rusia Vladimir Putin, telah menyampaikan belasungkawa mereka.
Laporan lembaga penyiaran pemerintah al-Aoula pada Minggu menyebut Raja Maroko Mohammed VI mengucapkan terima kasih kepada Spanyol, Qatar, Inggris, dan Uni Emirat Arab karena telah mengirimkan bantuan setelah gempa bumi tersebut.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh lembaga penyiaran negara 2M, Kementerian Dalam Negeri mengatakan negara tersebut mungkin juga menerima beberapa tawaran dukungan lain yang telah mereka terima dari negara-negara sahabat, tergantung pada kebutuhan masa depan mereka.
Gempa yang mengguncang Maroko dengan magnitudo 6,8 pada Jumat (8/9) malam menewaskan hampir 2.500 orang dan melukai lebih dari 2.400 orang lainnya. Sejumlah negara pun ramai-ramai mengirimkan bantuan.
Pada Minggu (10/9), tim penyelamat masih terus menyisir desa-desa kecil untuk mencari korban dari balik puing-puing imbas gempa. Jumlah korban diperkirakan terus bertambah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berikut sejumlah update terkait gempa Maroko.
Korban Tewas Lebih dari 2.500 Orang
Gempa yang berpusat di kawasan Ighil, High Atlas, ini dilaporkan menewaskan 2.497 orang dan melukai 2.476 orang hingga Senin (11/9).
Dilansir Reuters, jumlah korban diperkirakan terus bertambah seiring dengan proses pencarian yang masih berlanjut.
Turki sampai AS Kirim Bantuan
Sejumlah negara ramai-ramai menawarkan bantuan kepada Maroko untuk mencari korban yang masih hilang maupun memberikan pasokan bantuan kemanusiaan lain bagi para korban yang selamat.
Dikutip dari AFP, Turki menawarkan untuk mengirim 265 tim penyelamat dan 1.000 tenda bagi para penduduk yang terkena dampak.
Swiss juga menawarkan untuk menyediakan tempat penampungan sementara, peralatan pengolahan dan distribusi air, fasilitas sanitasi, hingga peralatan kebersihan.
Pada Minggu (10/9), Spanyol mengirim 86 penyelamat militer dan delapan anjing pencari ke Maroko usai menerima permintaan resmi dari ibu kota Rabat. Sebuah tim pemadam kebakaran sukarela dari Prancis juga telah tiba di Maroko.
Sama dengan Turki, Qatar juga menyatakan ingin mengirimkan tim penyelamat ke Maroko. Belgia turut menawarkan tim medis dan rumah sakit lapangan bagi para korban.
Wilayah Flanders di Belgia, rumah bagi komunitas Maroko, menyatakan akan menyediakan 200 ribu euro (setara Rp3,2 triiun) dalam bantuan darurat melalui Palang Merah, sementara wilayah Wallonia berjanji menyediakan 500 ribu euro (setara Rp8 triliun).
Italia juga menyatakan keinginannya mengirim bantuan dari badan perlindungan sipil dan dinas pemadam kebakaran, sementara Gereja Katolik Italia telah mengirim 300 ribu euro (setara Rp5 triliun) bantuan melalui lembaga swadaya masyarakat (LSM) Caritas Italia.
Polandia dan Israel menyatakan siap memberikan bantuan termasuk tim pencarian dan penyelamatan. Irak dan Jordan juga telah menawarkan segala bentuk bantuan yang memungkinkan bagi Maroko.
Seirama, Amerika Serikat juga menyatakan “siap memberikan bantuan signifikan” termasuk tim pencarian dan penyelamatan.
Selain negara, beberapa organisasi internasional juga turut menawarkan bantuan kepada Maroko.
Salah satunya Federasi Internasional untuk Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit (International Federation for Red Cross and Red Crescent Societies/IFRC) yang menyumbang lebih dari 1 juta dolar (Rp15 miliar) dari dana bencana darurat untuk mendukung pekerjaan Bulan Sabit Merah Maroko di lapangan.
Selain itu, Bank Dunia, Dana Moneter Internasional, Uni Afrika, Komisi Eropa, dan Prancis serta India berjanji dalam pernyataan bersama untuk “memobilisasi alat dan bantuan teknis serta keuangan” untuk membantu Maroko.
Perusahaan farmasi AstraZeneca juga “menjanjikan lebih dari 1 juta dolar untuk mendukung upaya bantuan kemanusiaan segera dengan mitra kemanusiaan nirlaba global terkemuka dan melalui pencocokan sumbangan karyawan.”
Gempa magnitudo 6.8 yang mengguncang Maroko pada Jumat (8/9) malam waktu setempat merenggut nyawa ribuan orang, menghancurkan rumah dan bangunan, hingga ribuan orang lainnya mengalami luka-luka.
Gempa tersebut adalah yang terkuat yang melanda Maroko dalam lebih dari satu abad. Pusat gempa terjadi tak jauh dari pusat wisata dan ekonomi populer, Marrakesh.
Seorang warga Marrakesh, Saida Bodchich, mengaku sedang tertidur pulas di rumahnya ketika diguncang gempa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lantaran tak sempat melarikan diri dengan cepat, dia terjebak saat atap runtuh. Beruntung, para tetangga datang untuk menyelamatkan dan menariknya keluar dari reruntuhan dengan tangan kosong.
“Saya diselamatkan oleh tetangga saya yang mengangkat puing-puing dengan tangan kosong. Saya sekarang tinggal bersama di rumah mereka, karena rumah saya hancur total,” kata Bodchich seperti dikutip Al Jazeera.
Banyak penduduk di daerah terdampak gempa kehilangan tempat tinggal akibat kehancuran tersebut. Banyak warga yang memilih tidur di tempat terbuka karena takut gempa susulan atau kerusakan atap dan dinding yang runtuh.
Seorang warga Marrakesh lainnya, Khadijah Satou, merasakan kamarnya terasa seperti “berputar” saat guncangan gempa itu.
“Saya baru saja berada di tempat tidur dan bersiap untuk tidur, ketika keadaan mulai terasa agak goyah. Awalnya saya berpikir mungkin ada kebakaran atau bangunan runtuh,” ujarnya.
Dia lalu mengatakan, “Namun guncangan itu bukan lah sesuatu yang normal. Saya merasa ruangan itu berputar, sangat traumatis. Saya mendengar orang-orang berteriak dan saya baru menyadari itu adalah gempa bumi.”
Satou terpaksa berlarian keluar dari apartemen tempat tinggalnya tanpa memakai sepatu atau membawa ponsel.
“Saat itu saya berpikir tidak mungkin saya bisa keluar [dari gedung]. Saya pikir gempanya sangat singkat, tapi terasa sangat lama. Orang-orang menangis, takut, dan semua orang saling berpelukan,” ungkapnya.
Gempa Maroko tercatat pada kedalaman 26 kilometer, sehingga lebih dahsyat dibandingkan gempa dalam dengan kekuatan sama
Lebih dari 2.012 orang tewas dan sebanyak 2.059 orang terluka akibat gempa tersebut. Bencana itu juga menghancurkan bangunan sejarah di Marrakesh.
Gempa tersebut merupakan gempa paling mematikan di Maroko sejak tahun 1960. Sebagian besar korban tewas dilaporkan di daerah pegunungan di selatan provinsi Al-Haouz dan Taroudant.
Seorang penduduk mengatakan kepada Al Jazeera bahwa semua penduduknya tidak hanya kehilangan rumah mereka, tetapi juga setiap keluarga berduka atas kematian orang-orang terkasih yang meninggal dalam gempa tersebut.
“Kita hidup dalam situasi krisis. Kami meminta Raja Mohamed VI turun tangan dan mengirimkan bantuan kepada kami karena kami hidup dalam situasi yang traumatis,” kata warga Amizmiz.
Prajurit TNI berjaga di dekat reruntuhan gedung Hall B Gelanggang Olah Raga (GOR) Wolter Mongisidi, Manado, Sulawesi Utara, Senin (11/9/2023). Gempa magnitudo 5,9 yang mengguncang wilayah Halmahera, Maluku Utara pada Senin (11/9) pukul 19.51 WIB (21.51 WIT) itu mengakibatkan kerusakan pada penampang luar salah satu gedung di kompleks GOR Wolter Mongisidi Manado dan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. (FOTO : Antara/Adwit Pramono)
Petugas kepolisian memasang garis polisi di sekitar reruntuhan gedung Hall B Gelanggang Olah Raga (GOR) Wolter Mongisidi, Manado, Sulawesi Utara, Senin (11/9/2023). Gempa magnitudo 5,9 yang mengguncang wilayah Halmahera, Maluku Utara pada Senin (11/9) pukul 19.51 WIB (21.51 WIT) itu mengakibatkan kerusakan pada penampang luar salah satu gedung di kompleks GOR Wolter Mongisidi Manado dan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. (FOTO : Antara/Adwit Pramono)
REPUBLIKA.CO.ID,TERNATE — Prajurit TNI berjaga di dekat reruntuhan gedung Hall B Gelanggang Olah Raga (GOR) Wolter Mongisidi, Manado, Sulawesi Utara, Senin (11/9/2023).
Gempa magnitudo 5,9 yang mengguncang wilayah Halmahera, Maluku Utara, pada Senin (11/9), pukul 19.51 WIB (21.51 WIT), itu mengakibatkan kerusakan pada penampang luar salah satu gedung di kompleks GOR Wolter Mongisidi, Manado. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pimpinan Pusat Muhammadiyah membentuk tim bantuan yang terdiri dari Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Kerajaan Maroko untuk penanganan korban gempa di Maroko.
“Tim ini akan fokus pada pendistribusian kebutuhan dasar, makanan, air bersih, dan perlengkapan kesehatan, kepada warga yang terdampak,” ujar salah satu anggota Tim Bantuan PCIM Maroko Jundi Abdurrahman dalam keterangannya di Jakarta, Senin, (11/9/2023)
Jundi mengatakan PCIM Maroko berencana untuk mengoperasikan tim bantuan selama 14 hari dalam fase tanggap darurat, guna memberikan bantuan kemanusiaan yang efektif dan tepat waktu.
PCIM Maroko juga fokus pada program dukungan kepada kelompok rentan, diantaranya ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, lansia, dan disabilitas.
Menurutnya, PCIM Maroko berupaya untuk menjangkau kebutuhan korban terdampak dengan lebih dalam melalui komunikasi dan koordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Maroko dan Hilal Ahmar di Chichaoua.
Sementara itu Ketua Pimpinan MDMC Budi Setiawan menyatakan pihaknya terus berkoordinasi, baik dengan lembaga kemanusiaan global maupun Pemerintah Indonesia, mengenai langkah-langkah bantuan yang tepat sasaran.
“MDMC mencoba berkoordinasi dengan lembaga kemanusiaan dan juga pemerintah, sejauh mana kemungkinan kita ikut membantu meringankan duka warga Maroko,” kata dia.
Sebelumnya gempa bumi mengguncang Maroko pada Jumat pukul 23.11 waktu setempat, atau Sabtu (9/9/2023) pukul 05.11 WIB, pada kedalaman 18,5 km, kata Survei Geologi AS (US Geological Survey).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan lebih dari 300.000 orang di Marrakesh dan sekitarnya terdampak oleh bencana tersebut. Dilaporkan lebih dari 2.000 orang tewas akibat bencana tersebut.
Sebagaimana yang dilansir dari Morocco World News, gempa tersebut diyakini menjadi gempa paling mematikan dalam beberapa dekade yang telah meluluhlantakkan pemukiman penduduk dan infrastruktur.