Hujan Buatan BMKG di Jakarta Ampuh Atasi Polusi? Simak Hasilnya

Hujan Buatan BMKG di Jakarta Ampuh Atasi Polusi? Simak Hasilnya

Dampak polusi udara di Jakarta, khususnya terhadap kesehatan penduduk, menjadi masalah serius. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan bahwa pada tanggal 24 Agustus 2023, jumlah kasus penyakit saluran pernapasan akut (ISPA) di Jakarta mencapai angka 200.000.

Jumlah kasus penyakit pernapasan ini merupakan 4 kali lipat lebih tinggi dibandingkan jumlah kasus ISPA selama masa pandemi Covid-19. Pada masa pandemi, angka kasus ISPA hanya sekitar 50.000.

“Itu ada akibatnya juga karena polusi udara,” ujarnya Menkes Budi saat ditemui tim Liputan6.com di sela-sela acara ASEAN Finance and Health Ministerial Meeting di Hotel Mulia Senayan, Jakarta pada Kamis (24/8/2023).

Selain itu, data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) juga mengungkapkan dampak polusi udara terutama dalam meningkatnya kasus penyakit pernapasan pada anak balita. Hasil Survey Kesehatan Nasional (SURKESNAS) Tahun 2011 menunjukkan, sekitar 28 dari setiap 100 anak balita yang meninggal disebabkan oleh ISPA, terutama pneumonia.

Ini berarti sekitar 5 dari setiap 1000 anak balita meninggal setiap tahun akibat pneumonia, sehingga terdapat sekitar 140.000 anak balita yang meninggal setiap tahun akibat penyakit ini.

Pada kasus saat ini karena polusi udara, tren peningkatan kasus ISPA juga terlihat di Jakarta Selatan pada tahun 2023. Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan mencatat bahwa selama periode Mei hingga Juli 2023, terjadi peningkatan kunjungan ke puskesmas oleh penderita ISPA sebesar 22 persen.

Mayoritas pasien ISPA adalah anak-anak berusia 0-5 tahun atau balita, dengan jumlah mencapai 62.186 orang. Namun, dampak polusi udara tidak hanya memengaruhi balita, karena ada juga 45.247 orang berusia 9-60 tahun dan 13.225 orang berusia 5-9 tahun yang terkena ISPA. Jumlah pasien yang berusia di atas 60 tahun relatif lebih sedikit, hanya sebanyak 7.588 orang.

Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Tjandra Yoga Aditama, menyampaikan bahwa pada tahun 2019, polusi udara telah berkontribusi terhadap 6,7 juta kematian di seluruh dunia. Dari angka tersebut, World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa polusi udara ambien (luar ruangan) menjadi penyebab 4,2 juta kematian pada tahun yang sama.

“Tegasnya, polusi udara menjadi penyebab 1 dari 6 kematian di dunia. Kemudian di India terjadi hampir 1,6 juta kematian akibat polusi udara di tahun 2019,” papar Tjandra Yoga kepada tim Liputan6.com melalui pesan singkat, pada Rabu (16/8/2023).

MLS Pakai AI Buat Rekrutmen Pemain Bola Profesional, Gimana Hasilnya? • Jagat Review

MLS Pakai AI Buat Rekrutmen Pemain Bola Profesional, Gimana Hasilnya? • Jagat Review

Major League Soccer (MLS) bekerja sama dengan startup ai.io berbasis di London untuk menerapkan alat berbasis kecerdasan buatan (AI) dalam program rekrutmennya. Ini adalah kali pertama MLS menggunakan kecerdasan buatan dalam proses rekrutmen yang sebelumnya tertutup.

Tujuan kemitraan ini adalah membantu liga menemukan pemain sepak bola amatir dari seluruh dunia, yang berpotensi merevolusi rekrutmen pemain dalam sepak bola profesional. Kecerdasan buatan sangat potensial digunakan di berbagai bidang, termasuk dalam olahraga profesional seperti  sepak bola.

Major League Soccer ai io

97 Persen Akurat

Dalam kerja sama ini, ai.io menghadirkan aplikasi aiScout. Aplikasi ini memungkinkan para pemain mengunggah video mereka melakukan latihan tertentu. Nantinya,  Rekruter tim tertentu kemudian dapat menggunakan aplikasi ini untuk menemukan pemain berdasarkan kriteria yang diinginkan.

Baca Juga: AI Jadi Tren, Saham Nvidia Melonjak Dua Kali Lipat • Jagat Review

Algoritma AI menganalisis video untuk mengidentifikasi metrik kinerja kunci dan kemampuan, termasuk kemampuan teknis, atletik, kognitif, dan psikometrik. Teknologi AI platform ini diklaim memiliki tingkat akurasi 97 persen dibandingkan dengan jika standar emas, dari Program Inovasi FIFA.

Membantu atau Mengancam?

Para ahli percaya bahwa kecerdasan buatan memiliki potensi untuk mengganggu industri sepak bola dan meningkatkan efisiensi dalam pencarian bakat dan identifikasi talenta pemain.

Beberapa profesional dalam industri menyambut dengan antusias dampak potensial dari kecerdasan buatan, sementara yang lain tetap waspada. Jangan sampai nantinya tujuan aplikasi ini untuk membantu, malah jadi masalah karena keputusan yang salah.

Kecerdasan buatan dapat memberikan konteks tambahan dan mempermudah proses, tetapi tidak dapat sepenuhnya menggantikan elemen manusia dalam identifikasi bakat dan pengambilan keputusan. Kecerdasan buatan dipandang sebagai alat pelengkap upaya scouting yang ada, bukan pengganti lengkap untuk pencari bakat manusia.

Sumber

OJK Periksa Kemampuan Bayar Dapen BUMN, Ini Hasilnya

OJK Periksa Kemampuan Bayar Dapen BUMN, Ini Hasilnya

Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara terkait kasus dana pensiun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bermasalah.

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun Ogi Prastomiyono mengatakan OJK telah melakukan tindakan pengawasan pada Rasio Kecukupan Dana (RKD) dapen BUMN.

“OJK telah melakukan supervisory action untuk memastikan pembayaran iuran dilakukan secara tepat waktu dan tepat jumlah,” ujarnya dikutip Jumat (4/8).

Menurutnya, sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai pendanaan dana pensiun, disebutkan bahwa pendiri bertanggung jawab untuk menjaga agar dana pensiun berada dalam keadaan dana terpenuhi.

Ogi menjelaskan, dalam hal keadaan tersebut, jika RKD kurang dari 100% maka pendiri atau mitra pendiri harus melakukan pembayaran iuran sesuai dengan valuasi aktuaria agar dana pensiun secara bertahap mencapai RKD 100%.

“Meminta pendiri/mitra pendiri untuk dapat melakukan penyelesaian piutang iuran dana pensiun termasuk dana pensiun BUMN serta mendorong agar pendiri melakukan kajian kembali mengenai keberlanjutan dana pensiun termasuk opsi melakukan perubahan program pensiun,” pungkasnya.

RKD merupakan parameter yang mencerminkan kemampuan daya bayar perusahaan kepada para peserta atau pensiunan. Sehingga, dapen tersebut diminta untuk melakukan rencana pemenuhan RKD hingga mencapai 100% untuk menutupi kekurangan dana pada dapen tersebut.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku, pengumuman proses penanganan dana pensiun (dapen) perusahaan pelat merah bermasalah molor dari yang dijanjikan sebelumnya.

Erick mengaku, pihaknya telah melaporkan ke Kejaksaan Agung (Kejagung) terait hal tersebut. Akan tetapi, menurutnya akan lebih baik menunggu hasil audit dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

“Kemarin untuk dapen kita memang sudah melaporkan ke Kejasaan untuk indikasi awal. Tetapi kan kesepakatan kami dengan BPKP dan Kejaksanan kota audit juga, supaya jangan ada fitnah lah,” kata Erick saat ditemui di Kementerian BUMN Jakarta, Jumat (4/8).

Erick menyebut, hal tersebut dilakukan agar dapat membedakan kasus dapen yang ada indikasi tindak pidana korupsi dan memang hanya kesalahan investasi dan manajemen.

“Jadi kita juga membedakan mana yang koruptif mana yang memang manajemennya harus diperbaiki,” sebutnya.

Erick menyampaikan, hasil audit dari BPKP akan terungkap pada 18 September 2023 mendatang. “Jadi memang mohon maaf agak satu bulan lebih tapi kembali kalau ada audit kan dari BPKP kan lebih bagus,” imbuhnya.

Erick menambahkan, hambatan yang terjadi di BPKP sendiri karena peran lembaga tersebut yang banyak mengurusi banyak hal.

“Karena audit kan BPKP kerjaannya banyak bukan hanya ngurusin BUMN dan juga saya dengar ada pergantian dari BPKP dari Hendra ke Slamet. Ini bagian juga kita koordinasi juga di bantak hal karrna di transisi pemerintahan suka terjadi seperti ini,” pungkasnya.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Meledak 1-2 Tahun Lagi, Bom Waktu Ini Buat Erick Thohir Takut

(mkh/mkh)