Sederet Fakta Sengketa Bisnis Mie Gaga dan Indomie

Sederet Fakta Sengketa Bisnis Mie Gaga dan Indomie



Surabaya

Netizen ramai memperbincangkan mi instan merek Mie Gaga yang bersengketa dengan mi instan merek Indomie. Bagaiman awal mulanya?

Siapa tak kenal mi instant Indomie. Selama ini menjadi favorit segala kalangan. Namun belakangan, Indomie kerap dikaitkan dengan mie instan merek Mie Gaga. Hal ini berawal diungkap oleh YouTuber yang populer sebagai Kamar Jeje.

Dalam videonya (24/8/29) ia mengungkap dari berbagai sumber bahwa ada cerita kelam dalam perjalanan Mie Gaga dan terjadi sengketa bisnis dengan Indomie.

Berikut Faktanya:

1. Awal Mula Indomie

Indomie merupakan produk mie istan keluaran Indofood perusahaan milik Salim Group. Munculnya Indomie ini dimulai dari gagasan seorang pria bernama Djajadi Djaja.

Djajadi Djaja sudah malang melintang di dunia bisnis sejak 1959. Mulai dari bisnis yang bergerak di bidang distribudi, rokok, hingga food and baverage.

Dalam bidang food and baverage, ia dan rekan bisnisnya pun mengeluarkan mie instan yang awalnya diberi nama Indonesia Mie atau kini dikenal sebagai Indomie.

2. Mulai Bergabung dengan Salim Grup

Jadi, produk Indomie itu digagas oleh Djajadi Djaja dan empat rekan bisnisnya, yakni Chow Ming Hua, Wahyu Tjuandi, Ulong Senjaya, dan Pandi Kusuma.

Mereka merupakan perkumpulan pengusaha asal Medan yang tergabung dalam perusahaan bernama Jangkar Jati Group. Indomie gagasan merek pun berkembang pesat di pasaran.

Hingga akhirnya mereka diajak untuk bergabung dengan Salim Group. Sebelummnya, Salim Group juga mengeluarkan produk mie instan dengan merek Sarimie dan Supermie.

9 Mie Instan Paling Enak Versi Media Kuliner Ternama, Ada Indomie!Indomie Foto: Istimewa

3. Terciptanya Mie Gaga

Kemudian Liem dari Salim Group dan Djajadi Djaja mendirikan PT Indofood Eterna pada 1984. Perusahaan patungan itu dipimpin oleh Hendy Rusli, seperti yang dikutip dari CNBC Indonesia.

Namun pada 1993, perusahaan Djajadi mengalami kendala keuangan. Kondisi itu mengakibatkan Salim harus mendepak Djajadi dari Indofood. Djajadi kemudian lanjut mengeluarkan merek mie instan dalam naungan PT Jakarana Tama.

Perusahaan ini dikenal sebagai perusahaan yang mengeluarkan Mie Gaga, Mie “100”, “1000”, Mie Gepeng, Mie Telor A1, Otak-otak, hingga Sosis Loncat. Kini, Djajadi menjabat sebagai Komisaris di PT Wicaksana Overseas International Tbk (DKSH).

4. Mie Gaga Banyaknya Diminati

Sejarah Mie Gaga tersebut pun viral setelah banyak diungkap oleh netizen. Banyak netizen yang rupanya menyukai rasa Mie Gaga jauh sebelum merek mie instan ini viral.

Mie Gaga pun punya berbagai varian dan tersedia di toko kelontong ataupun minimarket. Harganya dibanderol sekitar Rp 3.400. Dua varian yang ada di minimarket cukup populer dan laris.

Varian tersebut adalah varian goreng Jalapeno dan varian kuah Jalapeno. Pencinta pedas wajib mencicipi Mie Gaga varian ini. Rasa kuah kaldunya gurih dan creamy.

Mie GagaMie Gaga/ Foto: Instagram Mie Gaga

5. Klarifikasi Mie Gaga

Ramai perbincangan soal sejarah Mie Gaga, Djajadi Djaja menyampaikan klarifikasinya lewat media sosial Mie Gaga. Disebutkan bahwa Djajadi Djaja dan PT Jakarana Tama tidak pernah membuat, menyuruh membuat, menyebarkan atau menjadi narasumber, ataupun dimintai keterangan oleh pihak-pihak yang telah membuat pemberitaan dan konten di media online dan media sosial.

Lebih lanjut, Djajadi Djaja tidak akan memberikan tanggapan apapun sehubungan dengan berita yang telah dibuat. “Dan kami tidak bertanggung jawab terhadap isu dan pemberitaan dalam konten tersebut,”.

“Kami meminta agar siapapun pihak-pihak yang membuat berita dan konten serta impersonasi diri saya, baik dengan memiripkan atau dengan teknologi AI untuk segera menghapusnya karena dibuat tanpa izin dan konfirmasi,”.

Terakhir, yang bersangkutan juga mencadangkan hak-hak hukum yang dimilikinya untuk melakukan upaya hukum yang tersedia menurut hukum Republik Indonesia terhadap pihak-pihak yang membuat berita tersebut untuk melindungi setiap kepentingan hukumnya.

Simak Video “Mi Instan Kuah Bumbu Kacang, Kuliner Legendaris di Bali
[Gambas:Video 20detik]
(raf/fat)

Bukan Hanya Indomie & Gaga, Ini Merek Mie Konglomerat

Bukan Hanya Indomie & Gaga, Ini Merek Mie Konglomerat

Jakarta, CNBC Indonesia – Saat ini, Indomie sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat. Banyak orang mengira Indomie diciptakan oleh Sudono Salim alias Liem Sie Long karena perusahaan miliknya, Indofood memegang produksi atas merek mie instan tersebut.

Belakangan, nama Djajadi Djaja mencuat sebagai orang yang berada di balik penciptaan mie instan penguasa pasar di Indonesia. Djajadi kini masih berbisnis mie instan melalui PT Wicaksana Overseas dan masih berjualan mie lewat PT Jakarana Tama yang menaungi merek Mie Gaga.

Namun, selain Salim dan Djajadi, masih banyak lagi konglomerat Indonesia yang berbisnis mie instan. Mereka juga termasuk dalam jajaran orang terkaya se-Indonesia. Siapakah mereka?

Anthoni Salim

Anthoni Salim, merupakan tokoh kunci dari Grup Salim, perusahaan konglomerat yang merupakan induk dari Indofood, Bogasari, Indomaret, dan masih banyak lagi. Berharta US$ 7,5 miliar (Rp111,74 triliun) menurut Forbes 2022, Anthoni yang juga dikenal dengan nama Liem Hong Sien, merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia.

Ia merupakan putra bungsu dari tiga bersaudara dari anak Liem Sioe Liong atau Sudono Salim yang merupakan generasi pertama Keluarga Salim. Anthoni merupakan tokoh kunci dari Grup Salim, perusahaan konglomerat yang merupakan induk dari Indofood, Bogasari, Indomaret, dan masih banyak lagi.

Ia saat ini menjabat sebagai Presiden Direktur emiten consumer goods PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) dan juga anak perusahaannya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) yang merupakan produsen indomie.

Djajadi Djaja

Sosok Djajadi Djaja merupakan penggerak awal bisnis Indomie, mie instan favorit warga Indonesia. Sejak 1959, dia mulai berbisnis bersama kawan-kawan SMA membangun sebuah firma bernama FA Djangkar Djati, belakangan namanya diganti Wicaksana Overseas International.

Kemudian Djajadi Djaja dkk, pada April 1970, mendirikan Sanmaru Food Manufacturing, yang pabriknya sejak 1972 memproduksi mi instan dengan nama Indomie, singkatan dari Indonesia Mie. Pabrik tersebut didirikan Djajadi Djaja bersama Chow Ming Hua, Wahyu Tjuandi, Ulong Senjaya, dan Pandi Kusuma. Kelompok usaha asal Medan (Sumut) tersebut kemudian dikenal dengan nama Jangkar Jati Group.

Liem Sioe Liong atau Sudono Salim yang berbisnis tepung terigu, juga berbisnis mie instan dengan merek Sarimie dan Supermie lewat PT Lima Satu Sankyu dan PT Sarimi Asli Jaya sejak 1968. Namun kemudian Liem mendekati Djajadi dan ikut produksi Indomie, dengan mendirikan PT Indofood Eterna pada 1984.

Tidak lama setelah Indomie dan Sarimie bersatu, Supermie juga ikut bergabung. Berkat Om Liem, produk-produk mie instan itu pun menjadi populer di pasar Indonesia.

Namun, pada 1993, perusahaan Djajadi mengalami masalah keuangan. Akibatnya, Grup Salim memutus hubungan dan mendepaknya dari Indofood.

Singkat cerita, Djajadi kemudian melanjutkan berjualan mi instan di bawah naungan PT Jakarana Tama. Perusahaan ini dikenal sebagai perusahaan yang menjual Mie Gaga, Mie “100”, “1000”, Mie Gepeng, Mie Telor A1, Otak-otak, hingga Sosis Loncat.

Kini, Djajadi menjabat sebagai Komisaris di PT Wicaksana Overseas International Tbk. (DKSH).

Jogi Hendra Atmaja

Jogi Hendra Atmadja adalah sosok di balik emiten consumer goods PT Mayora Indah Tbk. (MYOR). Perusahaan itu terkenal sebagai produsen dari sekian banyak makanan ringan yang digemari masyarakat.

Sebut saja, Kopiko, Biskuit Roma, Beng-Beng, Teh Pucuk, Energen hingga Le Mineral. Di samping itu, MYOR juga merupakan produsen dari produk mie instan Bakmi Mewah, Mie Oven, Migelas, dan Super Bubur.

MYOR didirikan pada tahun 1977 dengan pabrik pertama berlokasi di Tangerang. Setelah mampu memenuhi pasar Indonesia, Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana dan menjadi perusahaan publik pada tahun 1990

Jogi sempat masuk ke dalam daftar 50 orang Indonesia paling tajir pada tahun 2022. Ia sempat berada di peringkat 12. Kini, kekayaannya US$3,95 miliar atau sekitar Rp 59,62 triliun.

Eddy William Katuari

Eddy William Katuari merupakan Presiden Direktur Wings Group, atau perusahaan consumer goods PT Wings Surya. Ia juga dikenal sebagai taipan dengan harta mencapai US$1 miliar atau setara Rp 15,5 triliun pada 2021 lalu. Wiliam bahkan tercatat sebagai orang terkaya nomor 31 di Indonesia.

Ia adalah generasi kedua Grup Wings dan merupakan putra dari pendiri Wings Group, Johannes Ferdinand Katuari. Perusahaan keluarga ini awalnya didirikan oleh Ferdinand Katuari dan Harjo Sutanto pada 1948 di Surabaya, bernama Fa Wings. Saat itu usahanya adalah membuat sabun batangan di rumah.

Wings Group kini merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi kebutuhan rumah tangga, consumer goods dan produk kesehatan, mulai dari sabun colek, deterjen hingga mie instan yakni Mie Sedaap.

Mie Sedaap pun merupakan salah satu merek mie instan favorit warga Indonesia di samping Indomie. Selain itu, Wings Group juga memproduksi merek mie instan Sukses Isi Dua dan So Yumie Gelas.

Di bawah kepemimpinan Eddy, Wings Group melebarkan sayapnya ke produk rumah tangga, perawatan pribadi, dan produksi makanan. Pada era 2000-an, ia melalui Wings Group merambah bisnis properti, perkebunan, oleo chemical, dan keramik.

Di industri oleo chemical, Wings Surya bekerja sama dengan Grup Salim dan Grup Lautan Luas lewat PT Ecogreen. Sedangkan di bisnis packaging, Wings bermitra bersama PT Kinocare Era Kosmetindo

Husain Djojonegoro

Husain Djojonegoro merupakan bos Orang Tua group. Ia pernah masuk dalam daftar orang terkaya Indonesia. Forbes mencatat hingga akhir tahun 2022, harta Husain mencapai US$ 1,08 miliar atau Rp 16,7 triliun.

Perusahaan keluarganya, pada awalnya dikenal dengan produk anggur kolesom cap Orang Tua. Perusahaan tersebut menjadi salah satu konglomerasi ternama di Indonesia yang berada di bawah kepemilikan Keluarga Djojonegoro. Saat ini, bisnis tersebut dipimpin oleh anak Chandra Djojonegoro yakni dirinya, Hamid, dan Pudjiono Djojonegoro.

Bisnis Orang Tua, terlahir oleh tangan dingin dua bersaudara yakni, ayah Husain, Chu Sam Yak atau Chandra Djojonegoro dan Chu Sok Sam. Usaha minuman anggur herbal dengan brand cap Orang Tua didirikan melalui NV Handel Maatschappij May Lian & Co di Semarang.

Selanjutnya, perusahaan ini pun berganti nama menjadi PT Perindustrian Bapak Djenggot yang kemudian menjadi Orang Tua Group. Usaha minuman anggur cap Orang Tua berkembang pesat hingga memiliki dua pabrik anggur di Semarang dan Jakarta.

Chandra menunjuk Husain sebagai direktur di PT International Chemical Industrial Co. Ltd yang didirikannya pada 1959 lalu. Perusahaan itu bergerak dalam bidang produksi batu baterai bermerek ABC.

Pada 1974, perusahaannya memperluas cakupan usaha ke sektor makanan dengan mendirikan CV Central Foods Industrial Corporation atau Central Food. Menggunakan brand ABC yang sudah tertanam dalam pikiran masyarakat, perusahaan mengembangkan kecap bermerek ABC dengan varian manis, asin dan sedang.

Tak berhenti sampai di situ, perusahaan melebarkan produksi mereka ke Sirup ABC, Saus Tomat ABC dan sambal ABC. Pelebaran pangsa pasar ini membuat perusahaan semakin berkibar.

OT juga pernah mengedarkan beberapa produk mie instan yang eksis pada awal tahun 2000an, antara lain Mie Selera Rakyat, Kare Mie, dan Happy Mie. Namun sayangnya, ketiga merek mie instan tersebut sudah tidak diproduksi lagi. Sejak saat itu, perusahaan tidak pernah merilis produk mie instan lagi.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Tak Hanya Salim, Taipan Ini Juga Ikut Koleksi Saham BUMI

(mkh/mkh)


Profil Djajadi Djaja, Pemilik Mie Gaga yang Ternyata Juga Pencetus Utama Indomie

Profil Djajadi Djaja, Pemilik Mie Gaga yang Ternyata Juga Pencetus Utama Indomie

KILAT.COM – Profil Djajadi Djaja dapat ditemukan lewat penjelasan di artikel berikut ini.

Djajadi Djaja belakangan tengah viral diperbincangkan warganet di media sosial.

Djajadi Djaja sendiri merupakan pemilik mie Gaga. Namun sebelum berhasil menciptakan produk mie instannya itu, rupanya ada kisah kehidupannya yang belum diketahui banyak orang.

Baca Juga: Coba Tips Ini Pasti Berhasil! Cara Mengurangi Rasa Pahit pada Pare, Auto Doyan…

Tak pernah ada yang tahu, bahwa ia sebenarnya merupakan pencetus utama Indomie, yang kini menjadi mie instan favorit di Indonesia.

Meski merupakan penemu pertama Indomie, namun ia harus menelan pil pahit ketika disingkirkan Salim Group, yang merupakan penemu Indomie.

Sebelum akhirnya didepak dari Indomie, rupanya terdapat konflik internal yang terjadi antara Djajadi Djaja dengan rekan bisnisnya.

Baca Juga: Biar Jadul Tetap Mantul! Ini Dia Resep Ketan Serundeng, Jajanan Tradisional yang Enak dan Gurih

Dengan ilmu yang ia miliki, akhirnya Djajadi Djaja memutuskan untuk membuat perusahaan mie instan bernama PT Jakarana Tama.

Lewat perusahaan itu, terciptalah produk mie Gaga, mie Telor A1 hingga mie Gepeng.

Lantas, seperti apa profil dan biodata Djajadi Djaja yang merupakan pencetus Indomie sekaligus pemilik Mie Gaga?

Baca Juga: Praka Riswandi Manik Tidak Hanya Incar Imam Masykur, Ada 1 Korban Dibuang di Jalan Tol, Hotman Paris: Sudah..

Profil Djajadi Djaja

Djajadi Djaja lahir pada 1941. Ia merupakan komisaris di PT Jakarana Tama. Karirnya sebagai wiraswasta dimulai pada 1959.

Profil dan Biodata Djajadi Djaja, Pencipta Mie Gaga dan Mantan Pemilik Indomie yang Viral

Profil dan Biodata Djajadi Djaja, Pencipta Mie Gaga dan Mantan Pemilik Indomie yang Viral

Profil Djajadi Djaja, pemilik mie gaga dan mantan/Foto: PT Wicaksana

SERAYUNEWS – Nama Djajadi Djaja viral di media sebagai penemu mie instang fenomenal Indomie.

Namun, kini Djajadi Djaja bukanlah pemilik dari mie instan kesukaan sejuta umat itu melainkan PT Salim Grup.

Kini, Djajdi Djaja adalah pemilik perusahaan yang memproduksi mie gaga yang juga salah satu merk mie instan di Indonesia.

Mie gaga memang tidak terlalu populer di Indonesia tapi sejak adanya kasus ini banyak orang yang kemudian penasaran dengan varian mie gaga.

Lebih dari itu, siapa sebenarnya Djajdi Djaja yang ternyata malah pencipta Indomie untuk pertama kalinya? Berikut ini profilnya.

Profil dan Biodata Djajadi Djaja 

Melansir dari berbagai sumber Djajadi Djaja bersama 4 orang temannya mendirikan perusahaan bernama Sanmaru Food Manufacturing.

Keempat orang tersebut adalah Chow Ming Hua, Wahyu Tjuandi, Ulong Senjaya, dan Pandi Kusuma.

Sanmaru lah yang memproduksi Indomie untuk pertama kali yang merupakan kependekan dari Indonesia mie.

Djajadi menjadi direktur di perusahaanya itu pada tahun 1971-1978. Lalu, pada tahun 1984 perusahaanya bekerja sama dengan Salim Grup mendirikan PT Indofood Eterna.

Salim Grup ini merupakan pemilik PT Lima Satu Sankyu dna PT Sarimi Asli Jaya. Pemrakarsa Salim Grup adalah Liem Sioe Liong.

Mereka adalah pencipta merek Sarimi dan Supermie sejak tahun 1986. Selain itu, Salin Grup juga pemilik perusahaan terigu Bogasari.

Singkat cerita, pada tahun 1984 Djajdi Djaja dkk menerima tawaran dari Salim Grup untuk memindahkan kepemilikan Indonesia ke perusahaanya.

Perusahaan mereka yaitu PT Indofood Eterna kemudian dipimpin oleh orang dekat Djajadi, Hendy Rusli.

PT Indofood Eterna inilah yang juga turut menyatukan Indomie dan Supermie dalam satu rumah yang sama.

Kepemilikan saham PT Indofood Eterna yaitu 57,5 persen saham milik Djajadi dan kawan kawan. Lalu, 42,5 persen saham menjadi milik Salim Group.

Namun, pada tahun 1993 Djajadi dkk mengalami masalah keuangan sehingga tersingkir dari kepemilikan Indofood yang kemudian beralih sepenuhnya pada Salim Grup.

Mengenai konflik yang terjadi antara Djajadi dan Salim Grup berlangsung lama hingga ke meja hijau.

Di tengah permasalahan yang terjadi itu Djajadi mendirikan perusahaan PT Jakarana Tama pada Mei 1993 yang menciptakan merk mie gaga.

Sebagai informasi tambahan, berikut ini adalah 10 mie gaga yang paling laris di marketplace dan menjadi favorit.

varian rasa mie gaga/foto:shopee

10 Mie Gaga Paling Rekomended

  1. mie gaga gepeng chicken blacpepper
  2. mie gaga 100 soto soup
  3. mie gaga goreng spesial
  4. mie gaga 1000 goreng
  5. mie gaga 100 jalapeno
  6. mie gaga 100 chipotle
  7. mie gaga bakmi
  8. mie gaga 100 extra pedas kuah
  9. mie gaga A1 egg noodle
  10. mie gaga gepeng green chili soto

Itulah 10 rasa mie gaga yang paling direkomendasikan untuk dicicipi.***

Djajadi Bos Mie Gaga Buka Suara soal Indomie Disebut Hasil Kudeta

Djajadi Bos Mie Gaga Buka Suara soal Indomie Disebut Hasil Kudeta


Jakarta

Sempat heboh di media sosial yang mengatakan Indomie merupakan produk hasil kudeta PT Indofood terhadap perusahaan milik Djajadi Djaja. Menanggapi hal ini pihak Djajadi Djaja selaku pemilik Mie Gaga pun buka suara.

Dalam sebuah keterangan tertulis yang dibagikan melalui akun instagram @gaga100ekstrapedas, pemilik pertama produk Indomie ini mengaku tidak pernah membuat, meminta, atau menjadi narasumber atas informasi tersebut.

“Djajadi Djaja dan PT Jakarana Tama tidak pernah membuat, menyuruh membuat, menyebarkan, atau menjadi narasumber ataupun dimintai keterangan oleh pihak-pihak yang telah membuat pemberitaan dan konten di media online dan media sosial tersebut,” ungkap Djajadi, dikutip Rabu (30/8/2023).

Lebih lanjut Djajadi mengaku tidak ingin memberi tanggapan apapun terkait informasi yang beredar tersebut. Ia bahkan mengaku dapat mengajukan tuntutan hukum terhadap pihak-pihak yang menyebarkan informasi tersebut.

“Djajadi Djaja dan PT Jakarana Tama mencadangkan hak-hak hukum yang dimilikinya untuk melakukan upaya hukum yang tersedia menurut hukum Republik Indonesia terhadap pihak-pihak yang membuat berita dan konten tersebut untuk melindungi setiap kepentingan hukumnya,” tulis bos Mie Gaga lagi.

Sebagai informasi, berdasarkan catatan detikcom Indomie pertama kali diproduksi oleh PT Sanmaru Food Manufacturing dari Grup Jangkar Jati milik Djajadi Djaja pada 1972. Kala itu produk Indomie yang beredar di pasaran hanya Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam.

Saat itu, Indomie hanya bersaing dengan Supermie yang diproduksi oleh PT Lima Satu Sankyo Industri Pangan. Supermie dan Indomie bersaing di pasaran mi instan sampai muncul merek baru, Sarimi, yang diproduksi oleh Salim Group melalui anak usahanya PT Sarimi Asli Jaya pada awal 1980-an.

Singkat cerita, Salim Group yang saat itu masih dipimpin oleh Liem Sioe Liong sempat mendekati Indomie yang membeli tepung dari Bogasari. Liem kemudian bergabung dengan Djajadi dalam produksi Indomie.

Setelah Liem bergabung PT Indofood Eterna berdiri pada 1984. Perusahaan patungan itu dipimpin oleh Hendy Rusli. Setelah Indomie dan Sarimie bersatu, maka Supermie pun bergabung.

Namun seiring berjalannya waktu, saham milik Djajadi bos Mie Gaga itu di perusahaan gabungan itu perlahan dikuasai Salim Group dan membuat mereka kini jadi pemilik produk Indomie yang baru.

Lihat juga Video: Begini Rasanya Indomie dari Arab

[Gambas:Video 20detik]

(fdl/fdl)

Raff Pictures Gandeng Taisei Marukawa dan Syahrian Abimanyu untuk Video Iklan Indomie Ramen

Raff Pictures Gandeng Taisei Marukawa dan Syahrian Abimanyu untuk Video Iklan Indomie Ramen

MATTANEWS.CO, JAKARTA – Dunia perfilman dan iklan di Indonesia saat ini nampaknya terus mengalami peningkatan pesat. Bahkan, berbagai produksi kreatif juga melakukan berbagai hal untuk menarik perhatian melalui menyampaikan pesan kepada penonton dengan cara yang unik dan menarik.

Seperti yang dilakukan oleh Salah satu pelaku utama di industri ini, yakni Raff Pictures.

Diketahui, Raff Pictures merupakan sebuah rumah produksi yang berfokus pada pembuatan video iklan dan konten visual.

Founder PT Solusi Media Group, Muhammad Arsy.ST mengatakan, bahwa Raff Pictures merupakan salah satu unit bisnis PT Solusi Media Group dan memiliki sejarah panjang dalam menciptakan karya-karya visual yang menginspirasi dan menghibur.

“Salah satu proyek terbaru yang sedang kami kerjakan adalah pembuatan video iklan filler untuk produk Indomie Ramen, dengan melibatkan talenta terkenal seperti Taisei Marukawa dari PSIS dan Syahrian Abimanyu dari Persija, dua klub sepak bola ternama di Indonesia,” kata Muhammad Arsy.ST, Senin (28/08).

Ia menjelaskan, sebagai unit bisnis dari PT Solusi Media Group, Raff Pictures juga telah menjalin reputasi yang kuat dalam industri produksi video dan iklan.

Bahkan, mereka pun tidak hanya berfokus pada aspek visual semata, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengemas cerita yang kuat dan relevan dengan audiens.

“Dengan pengalaman dan kreativitas yang dimiliki, Raff Pictures mampu mengambil ide-ide klien dan mengubahnya menjadi karya visual yang memukau,” ujarnya.

Masih dikatakannya, bahwa Indomie merupakan merek mie instan yang sangat populer di Indonesia bahkan terus berinovasi dalam menciptakan produk yang mengikuti tren dan selera konsumen.

Bahkan, lanjut Muhammad Arsy.ST, Indomie juga telah mengeluarkan salah satu produk terbarunya, yakni Indomie Ramen yang merupakan perpaduan antara cita rasa mi ramen otentik dengan kemudahan penyajian yang telah menjadi ciri khas dari Indomie.

“Untuk mempromosikan produk ini, Indomie bekerja sama dengan PT Solusi Media Group. Dalam hal ini Raff Pictures Production House menghasilkan video iklan yang menarik dan mampu menggambarkan kelezatan serta keunikan dari Indomie Ramen,” ungkapnya.

Dalam proyek iklan filler untuk Indomie Ramen tersebut, Muhammad Arsy.ST menyebutkan, bahwa Raff Pictures berhasil memenangkan kepercayaan dari dua talenta sepak bola terkenal di Indonesia, yakni Taisei Marukawa dari PSIS Semarang dan Syahrian Abimanyu dari Persija Jakarta.

“Kehadiran mereka dalam iklan tidak hanya memberikan nilai tambah berupa popularitas, tetapi juga memberikan koneksi emosional dengan penonton yang merupakan penggemar sepak bola,” tuturnya.

Dijelaskannya, video iklan filler yang diproduksi oleh Raff Pictures untuk Indomie Ramen ini tidak hanya sekadar memperlihatkan produk, tetapi juga berhasil menghadirkan kisah yang menggugah emosi penonton.

“Dengan mengambil latar belakang sepak bola, iklan ini menciptakan suasana persaingan yang sehat dan semangat dalam menghadapi tantangan,” jelasnya.

“Kelezatan dan keunikan dari Indomie Ramen dipadukan dengan semangat juang dalam dunia sepak bola, dan pastinya menghasilkan pesan yang kuat tentang pencapaian dan inovasi,” pungkasnya. (***)

Print Friendly, PDF & Email