Henry Kissinger, mantan Menlu AS yang menyetujui serangan Indonesia ke Timor Leste, tutup usia

Henry Kissinger, mantan Menlu AS yang menyetujui serangan Indonesia ke Timor Leste, tutup usia

kissinger

Sumber gambar, Reuters

Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Henry Kissinger, meninggal dunia pada usia 100 tahun. Selama puluhan tahun kariernya, Kissinger memainkan peran penting, seringkali kontroversial, dalam kebijakan luar negeri AS selama Perang Dingin, termasuk yang melibatkan Indonesia.

Ia menjabat sebagai diplomat tertinggi AS dan penasihat keamanan nasional pada masa pemerintahan Presiden Richard Nixon dan Gerald Ford.

Meskipun ia sudah tidak lagi menjabat pada pertengahan 1970-an, ia terus menjadi konsultan bagi berbagai pemimpin selama beberapa dekade.

Mantan diplomat kelahiran Jerman itu meninggal di rumahnya di Connecticut.

Mantan Menlu AS Henry Kissinger Tutup Usia  

Mantan Menlu AS Henry Kissinger Tutup Usia  

Henry Kissinger, yang meninggal pada Rabu (29/11) dalam usia 100 tahun, melambangkan kebijakan luar negeri Amerika Serikat (AS) selama pemerintahan Nixon dan Ford. Ia memang menjabat sebagai menteri luar negeri di bawah kedua presiden tersebut. Kissinger dipuji karena keberhasilan diplomatiknya, tetapi juga diselimuti kontroversi karena pandangan politiknya yang penuh perhitungan terhadap dunia.

Kematiannya diumumkan oleh perusahaan konsultannya dan belum ada informasi tentang penyebab kematiannya.

Dikenal sebagai cendekiawan, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, dan pengungsi terkemuka ke AS, Kissinger menjadi ikon budaya, yang menginspirasi banyak biografi – baik yang menguntungkan maupun tidak – dan disindir oleh orang-orang seperti Monty Python.

Pemikir konservatif ini membantu merekayasa sejumlah keberhasilan diplomatik, termasuk pemulihan hubungan dengan China dan redanya permusuhan dengan Uni Soviet. Dia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian bersama dengan Le Duc Tho dari Vietnam Utara atas upaya mereka menegosiasikan berakhirnya Perang Vietnam.

Kissinger juga memiliki banyak pencapaian di Timur Tengah, termasuk menegosiasikan Perjanjian Sinai 1975 antara Mesir dan Israel. Dia bekerja untuk memajukan proses perdamaian Arab-Israel yang lebih luas dalam upaya yang dikenal sebagai “diplomasi tidak langsung yang menggunakan mediator.”

Terlepas dari prestasinya di seluruh dunia, Kissinger adalah sosok yang kontroversial. Para kritikus menuduhnya sebagai tokoh yang mengizinkan pengeboman karpet di Kamboja, mendukung tindakan keras Pakistan di Bangladesh, dan tidak berbuat banyak untuk menghentikan kampanye Argentina terhadap para pembangkang.

Kehidupan Awal

Terlahir dengan nama Heinz Kissinger di Furth, Jerman, ia tiba di AS pada 1938 saat usia 15 tahun, setelah keluarganya melarikan diri dari penganiayaan Nazi terhadap orang Yahudi. Keluarganya berbicara menggunakan bahasa Inggris di rumah, dan Heinz dikenal sebagai Henry, yang kemudian menjadi warga negara AS lewat proses naturalisasi.

Kissinger kembali ke Eropa saat Perang Dunia II sebagai anggota Angkatan Darat AS di Divisi Infanteri ke-84.

“Saya mengenang tahun-tahun itu dengan penuh kebanggaan,” kata Kissinger kepada koran Chicago Tribune ketika dia berusia 80-an. “Perang Dunia II adalah perang tanpa ambiguitas moral.”

Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger (kiri) berbicara dengan Presiden AS Gerald Ford dalam sebuah pertemuan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Brussels, Belgia, 30 Mei 1975. (Foto: AFP)

Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger (kiri) berbicara dengan Presiden AS Gerald Ford dalam sebuah pertemuan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Brussels, Belgia, 30 Mei 1975. (Foto: AFP)

Setelah perang, Kissinger mendaftar di Harvard dengan menggunakan G.I. Bill, dan meraih gelar sarjana, magister, dan doktoral dari universitas tersebut. Ia kemudian bergabung dengan fakultas di sana.

G.I. Bill adalah program bantuan bagi veteran AS.

Tidak diragukan lagi jika pandangan Kissinger tentang kebijakan luar negeri dibentuk oleh pengalamannya ketika melarikan diri dari Nazi Jerman. Dia dikenal dengan “politik sesungguhnya” yang fokus pada pengambilan keputusan diplomatik praktis, bukan pada kerangka kerja moral.

Ketika ditanya oleh The New York Times pada 1974 tentang rasa pesimisme dan bahkan tragedi dalam tulisan-tulisan politiknya, Kissinger menjawab, “Saya menganggap diri saya lebih sebagai seorang sejarawan dibanding seorang negarawan. Sebagai seorang sejarawan, Anda harus sadar akan fakta bahwa setiap peradaban yang pernah ada pada akhirnya akan runtuh.”

“Sejarah adalah kisah tentang upaya yang gagal, tentang aspirasi yang tidak terwujud, tentang keinginan yang dipenuhi dan kemudian ternyata berbeda dari apa yang diharapkan,” katanya.

Setelah menjabat sebagai konsultan untuk badan-badan pemerintah AS selama pemerintahan Eisenhower, Kennedy, dan Johnson, Kissinger masuk ke Gedung Putih pada 1969, pada masa pemerintahan Nixon. Ia menjabat sebagai penasihat keamanan nasional dan kemudian menjadi menteri luar negeri dan berlanjut sebagai menteri luar negeri di bawah pemerintahan Presiden Gerald Ford.

Kissinger memiliki hubungan dekat dengan Presiden Richard Nixon dan memuji kolaborasi tersebut sebagai alasan utama keberhasilan kebijakan luar negeri mereka.

Pada 2009, Kissinger mengatakan kepada Newsweek, “Saya melihat presiden setiap hari ketika kami berdua berada di kota karena saya merasa sangat penting bagi kami untuk berpikir dengan cara yang sama. Saya beruntung. Saya memiliki hubungan yang sangat dekat dengan dua presiden yang saya layani. Bahkan, jika kita melihat sejarah menteri luar negeri, hal ini jarang terjadi,” katanya.

Kissinger dua kali melawat ke China, sebelum menemani Nixon dalam kunjungan terobosannya ke Beijing pada 1972 untuk bertemu dengan Ketua Partai Komunis, Mao Zedong. Dalam kunjungan tersebut, AS dan China meresmikan hubungan diplomatik yang terputus selama 23 tahun.

Henry Kissinger, saat menjabat utusan khusus AS, bertemu dengan Perdana Menteri China Zhou Enlai di Beijing, China, Juli 1971. (Foto: CONSOLIDATED NEWS PICTURES/ AFP)

Henry Kissinger, saat menjabat utusan khusus AS, bertemu dengan Perdana Menteri China Zhou Enlai di Beijing, China, Juli 1971. (Foto: CONSOLIDATED NEWS PICTURES/ AFP)

Kissinger dan Nixon juga bekerja sama untuk meredakan ketegangan dengan Uni Soviet, yang menghasilkan Pembicaraan Pembatasan Senjata Strategis (Strategic Arms Limitation Talks/SALT) serta Perjanjian Anti-Rudal Balistik (Anti-Ballistic Missile Treaty/ABM).

Diplomat senior AS ini menerima banyak penghargaan atas pencapaiannya. Selain Hadiah Nobel Perdamaian pada 1973, ia juga mendapatkan Presidential Medal of Freedom pada 1977, penghargaan tertinggi sipil Amerika Serikat.

Tokoh Kontroversial

Terlepas dari pencapaiannya, Kissinger telah menuai banyak kritik, sebagian besar berpusat pada tindakannya selama Perang Vietnam. Kissinger merahasiakan pengeboman AS di Kamboja dan Laos pada 1969 dan tidak memberi tahu Kongres atau masyarakat Amerika tentang hal itu. Tindakan Kissinger itu ikut memperburuk Perang Vietnam.

Dia juga diberi wewenang oleh Nixon untuk melakukan negosiasi rahasia dengan Vietnam Utara. Meskipun sebagai hasil dari negosiasi tersebut Kissinger akhirnya membantu menengahi Perjanjian Perdamaian Paris, para pengkritiknya mengatakan perundingan rahasia selama bertahun-tahun itu hanya memperpanjang perang.

Kissinger juga dikritik karena perannya dalam konflik di seluruh dunia, termasuk perang saudara di Angola, yang berkembang menjadi medan perang Perang Dingin, dan keterlibatan AS di Chili, yang berujung pada kudeta pada 1973.

Meskipun Kissinger tetap menjabat sebagai menteri luar negeri setelah Nixon mengundurkan diri secara memalukan pada 1974, ia tidak luput dari skandal Watergate yang menjatuhkan Nixon dari jabatannya. Skandal ini mengungkapkan bahwa Kissinger telah memerintahkan FBI untuk menyadap anggota Dewan Keamanan Nasional untuk mengetahui siapa yang telah membocorkan berita pengeboman AS di Kamboja kepada media.

Pasca Gedung Putih

Setelah meninggalkan pemerintahan, Kissinger bekerja sebagai konsultan dan dosen internasional, serta penulis, menulis lebih dari selusin buku. Buku terakhirnya, “Leadership”, diterbitkan ketika ia berusia 99 tahun.

Dia terus berbicara dan menulis tentang urusan luar negeri, bahkan memicu kontroversi pada Mei 2022 ketika dia berdebat di World Economic Forum di Davos, Swiss, bahwa Ukraina seharusnya menyerahkan wilayahnya yang berdamai dengan Rusia. Kissinger mengatakan kekalahan memalukan yang mungkin dialami Presiden Rusia Vladimir Putin akan memperburuk stabilitas jangka panjang Eropa.

Kissinger meninggalkan istri keduanya, Nancy, yang dinikahinya pada tahun 1974. Ia memiliki dua anak dari istri pertamanya, Ann Fleischer, dan lima cucu. [em/ft]

Mantan Menlu AS Henry Kissinger Wafat di Usia 100 Tahun

Mantan Menlu AS Henry Kissinger Wafat di Usia 100 Tahun

Bisnis.com, JAKARTA – Mantan menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Henry Kissinger meninggal dunia di usia 100 tahun. Dia meninggal rumahnya, Connecticut, pada Rabu waktu setempat (29/11/2023). 

Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (30/11/2023), Henry Kissinger sendiri merupakan Profesor dan diplomat Universitas Harvard  yang mendapatkan pujian atas perannya dalam membuka China terhadap Barat.

Kissinger juga sukses mewujudkan perdamaian dengan Uni Soviet dan memulai  pengendalian senjata di bawah Presiden AS Richard Nixon dan Gerald Ford. 

Namun, dia juga mendapat kemarahan banyak orang karena mendukung kampanye pengeboman besar-besaran di Vietnam dan Kamboja, mendukung rezim otoriter Augusto Pinochet di Chile, dan menutup mata terhadap genosida di Timor Timur dan Bangladesh.

Walter Isaacson dalam Kissinger: A Biography (1992 ) menuturkan bahwa sifat Kissinger yang paling menonjol, yang mendasari kepribadian dan kebijakannya adalh kecerdasan intelektual yang bahkan diakui oleh para pengkritiknya yang paling gigih. 

“Dalam percakapan santai atau pertemuan formal, dia mampu merangkai nuansa dan wawasan sedemikian rupa sehingga membawa diskusi ke tingkat yang lebih tinggi,” tulis Isaacson, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (30/11). 

Presiden China Xi Jinping dan mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Henry Kissinger./ Bloomberg
Presiden China Xi Jinping dan mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Henry Kissinger./ Bloomberg

Profil Henry Kissinger

Kissinger lahir pada 27 Mei 1923, di Fuerth, sebuah kota di negara bagian Bavaria, Jerman. Ia bersekolah di sebuah institusi Yahudi setempat, dan ketika penganiayaan terhadap orang Yahudi semakin intensif, ibu Kissinger mengatur emigrasi keluarganya ke AS pada tahun 1938.

Dia merupakan mahasiswa yang berprestasi. Saat belajar di City College of New York, ia direkrut menjadi Angkatan Darat AS pada usia 19 tahun. 

Kissinger sendiri mendapatkan nobel setelah pertemuan rahasia di Paris antara ia dan negosiator Vietnam Utara Le Duc Tho, yang menghasilkan gencatan senjata pada tahun 1973. Keduanya mendapat Nobel Perdamaian, suatu kehormatan yang ditolak Tho. 

Mantan menlu AS tersebut juga mencapai “diplomasi segitiga”, dengan mencairkan hubungan AS dengan China, serta mencapai ‘détente’ (relaksasi ketegangan) dengan Uni Soviet, memanfaatkan keretakan antara kedua negara komunis tersebut. Pemerintahan Nixon menarik China keluar dari isolasi diplomatiknya dan memaksa Soviet untuk mengubah kebijakan luar negeri mereka.

Adapun, dia juga pernah menulis buku berjudul On China, buku setebal 600 halaman mengenai sejarah dan diplomasi negara tersebut yang diterbitkan pada 2011 ketika ia berusia 88 tahun. 

Pada Juli 2023, yakni ketika ia berusia 100 tahun, Kissinger bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing untuk membahas hubungan AS-China dalam kapasitasnya sebagai warga negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google
News

Menlu Super AS Henry Kissinger Meninggal di Usia 100 Tahun

Menlu Super AS Henry Kissinger Meninggal di Usia 100 Tahun


Jakarta, CNBC Indonesia – Tokoh diplomatik dunia dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, Henry Kissinger, meninggal dunia di Amerika Serikat (AS) pada Rabu (29/11/2023) waktu setempat. Ia meninggal dalam usia 100 tahun.

Pengumuman disampaikan perusahaan konsultan geopolitiknya Kissinger Associates Inc. Mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) Presiden Richard Nixon dan Presiden Gerald Ford itu meninggal di rumahnya di Connecticut.

Semasa hidup, Kissinger telah aktif di sejumlah pertemuan di Gedung Putih. Di tahun 1970-an, ia sukses membina keterbukaan diplomatik dengan China, perundingan penting mengenai pengendalian senjata AS-Soviet, perluasan hubungan antara Israel dan negara-negara tetangga Arabnya, serta Perjanjian Damai Paris dengan Vietnam Utara.

Kekuasaan Kissinger sebagai arsitek utama kebijakan luar negeri AS memudar dengan pengunduran diri Nixon pada tahun 1974. Namun, ia terus menjadi kekuatan diplomatik di bawah Ford dan memberikan pendapat yang kuat sepanjang sisa hidupnya.

Meski banyak yang memuji Kissinger karena kecerdasan dan pengalamannya yang luas, ada pula yang mencapnya sebagai penjahat perang atas dukungannya terhadap kediktatoran anti-komunis, khususnya di Amerika Latin. Pada tahun-tahun terakhirnya, perjalanannya dibatasi oleh upaya negara-negara lain untuk menangkap atau menanyainya tentang kebijakan luar negeri AS di masa lalu.

Ia sendiri diketahui mendapat Nobel Perdamaian tahun 1973. Namun ini pun menjadi kontroversi, di tengah penolakan pemenang lain, Le Duc Tho dari Vietnam Utara, dan pengunduran diri dua komite Nobel karena terpilihnya Kisinger serta isu pemboman rahasi AS di Kamboja.

Ford sendiri menyebut Kissinger sebagai “menteri luar negeri yang super”. Ia menyebut Kissinger sebagai sosok dengan sifat keras kepala dan memiliki kepercayaan diri tinggi, yang oleh para kritikus lebih cenderung disebut sebagai paranoia dan egois.

“Henry dalam pikirannya tidak pernah melakukan kesalahan,” kata Ford.

“Dia memiliki kulit tertipis di antara figur publik mana pun yang pernah saya kenal,” usar Ford lagi dalam wawancara tahun 2006.

Sebelum hari-hari akhirnya ia masih sempat melakukan sejumlah perjalanan diplomatik. Di Juli 2023, ia mendadak ke Beijing, China, untuk bertemu Presiden Xi Jinping.

Keturunan Yahudi Jerman

Kissinger sebenarnya lahir di Jerman, dengan nama Heinz Alfred Kissinger, tahun 1923. Ia merupakan keturunan Yahudi yang pindah ke AS tahun 1938, sebelum kampanye Nazi untuk memusnahkan orang-orang Yahudi Eropa.

Kissinger menjadi warga negara AS yang dinaturalisasi pada tahun 1943. Ia bertugas di Angkatan Darat di Eropa pada Perang Dunia 2 (PD2, dan melanjutkan ke Universitas Harvard dengan beasiswa,.

Ia memperoleh gelar master pada tahun 1952 dan doktor pada tahun 1954. Ia berada di Harvard selama 17 tahun ke depan.

Selama sebagian besar waktunya, Kissinger menjabat sebagai konsultan untuk lembaga-lembaga pemerintah, termasuk pada tahun 1967 ketika ia bertindak sebagai perantara Departemen Luar Negeri di Vietnam. Dia menggunakan koneksinya dengan pemerintahan Presiden Lyndon Johnson untuk menyampaikan informasi tentang negosiasi perdamaian kepada kubu Nixon.

Ketika janji Nixon untuk mengakhiri Perang Vietnam membuatnya memenangkan pemilihan presiden tahun 1968. Ini menjadi jalan awal bagaimana Kissinger ke Gedung Putih menjadi penasihat keamanan nasional kala itu.

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)


Menyentuh, Menlu Baca Puisi ‘Palestina Saudaraku’ di Aksi Bela Palestina

Menyentuh, Menlu Baca Puisi ‘Palestina Saudaraku’ di Aksi Bela Palestina

Jakarta

Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi, membacakan puisi di aksi bela Palestina di Monas, Jakarta Pusat. Lewat puisi tersebut, Retno menegaskan posisi Indonesia untuk terus membela Palestina dari penjajahan Israel.

“Ibu, Bapak semalam saya menulis puisi apakah puisi ini boleh saya bacakan?” kata Retno di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (5/11/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi Retno membaca puisi ini mendapatkan sambutan meriah dari massa aksi bela Palestina. Sebelum itu, video pernyataan Retno di sidang PBB juga ditampilkan dalam aksi tersebut.

Berikut puisi yang dibacakan Retno dalam aksi bela Palestina:

Palestina Saudaraku
Retno Marsudi

Hatiku miris, karena bocah itu menangis
Dia terluka, dia tidak bisa berkata
Dia tidak tahu di mana bapak ibunya
Setiap 10 menit 1 anak wafat di Gaza
Ribuan orang tua kehilangan anak
Tak terbilang berapa ribu anak kehilangan orang tuanya

Setiap tangan tertulis nama
Mereka tidak ingin mati tanpa penanda
Rumah mereka hanya langit
Kasur mereka hanya bumi
Kapan kekejaman ini akan berhenti
Kapan keadilan ini akan menghampiri
Aku dan Indonesiaku pantang mundur akan terus membantumu
Aku dan Indonesiaku akan terus bersamamu
Sampai penjajah itu enyah dari rumahmu

Palestina kau adalah saudaraku
Dan aku, Indonesiaku akan selalu bersamamu

Simak juga Video: Hadiri Aksi di Monas, Menlu Retno Baca Puisi ‘ Palestina Saudaraku’

[Gambas:Video 20detik]

(knv/gbr)

Menlu AS Dandani Putranya Seperti Zelensky di Pesta Haloween, Netizen: Menyeramkan : Okezone News

Menlu AS Dandani Putranya Seperti Zelensky di Pesta Haloween, Netizen: Menyeramkan : Okezone News

WASHINGTON – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menarik perhatian warganet pada Senin, (30/10/2023) setelah mendandani anak-anaknya dengan kostum “pro-Ukraina” saat menghadiri pesta Haloween yang diselenggarakan oleh Presiden Joe Biden di Gedung Putih.

Meski Blinken dan istrinya hadir tanpa pakaian khusus, putra mereka mengenakan kaus hijau dan celana khaki kepada putra mereka, hampir sama dengan yang sering dikenakan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.




Sementara putri mereka, mengenakan gaun biru dengan selendang kuning, yang tampaknya menyerupai bendera Ukraina, demikian diwartakan RT.

Presiden Joe Biden yang membagikan permen kepada anak-anak juga tidak mengenakan kostum. Namun Ibu Negara Jill Biden berpakaian seperti kucing.

Meskipun beberapa orang di dunia maya berpendapat bahwa keputusan keluarga Blinken untuk mendandani anak-anak mereka sebagai simbol Ukraina adalah tindakan yang “lucu” dan menunjukkan dukungan AS yang tidak terbatas terhadap Kyiv, ada juga yang menggambarkan tindakan tersebut sebagai “menyeramkan” dan “pertunjukan badut”. 

Tidak diketahui apa yang mendorong keluarga Blinken untuk memilih kostum tersebut untuk anak-anak mereka. Terlebih, pesta ini berlangsung di saat fokus AS tampaknya teralih dari perang di Ukraina ke konflik antara Israel dan Hamas di Timur Tengah.


Follow Berita Okezone di Google News


(dka)