Apple Music Replay mulai hadir, Spotify Wrapped segera menyusul

Apple Music Replay mulai hadir, Spotify Wrapped segera menyusul

Jakarta (ANTARA) – Menjelang akhir tahun, aplikasi audio streaming seperti Spotify dan Apple berlomba-lomba menghadirkan rangkuman untuk penggunanya mengenai kegiatan dan aktivitas yang selama setahun sudah dilakukan.

Untuk 2023, Apple ingin memimpin perlombaan itu dengan mulai menghadirkan Apple Music Replay lebih dahulu pada minggu terakhir November. Dalam laporan Gizmochina, Rabu, Apple Music Replay telah hadir dan membawa perubahan tampilan yang telah ditingkatkan.

Rangkuman Apple Music Replay kali ini membawa gambaran umum yang lebih tertata rapi mengenai preferensi musik pengguna layanannya. Dalam Apple Music Replay 2023 pengguna akan mendapatkan ringkasan mulai dalam bentuk video unik yang tentunya menarik untuk dibagikan ke media sosialnya.

Informasi menarik mengenai periode waktu mendengarkan sebuah konten juga ditampilkan sebagai pencapaian bagi pengguna Apple Music.

Baca juga: Pertumbuhan konsumsi musik daring di Indonesia tinggi

Secara umum bagi pengguna Apple Music, salah satu aspek yang menonjol dari rekap tahun ini adalah penobatan Taylor Swift sebagai Artis Terbaik Tahun Ini.

Pengaruhnya pada platform Apple Music terlihat jelas, dengan sejumlah besar lagunya menduduki puncak “Global Daily Top 100” siang dan malam. Dapat dikatakan bahwa 2023 adalah tahunya Taylor Swift.

Tren lain yang hadir di 2023 adalah meningkatnya popularitas musik global di platform Apple Music, contohnya seperti lagu “Calm Down” milik musisi asal Nigeria yaitu Rema, menjadi lagu yang paling banyak dicari dan cukup banyak diputar di tahun ini.

Demikian pula, genre J-Pop dan Música Mexicana telah memperoleh representasi yang signifikan, menunjukkan jangkauan Apple Music yang semakin beragam dan mendunia.

Melihat Apple Music telah tampil sebelum menutup 2023, Spotify yang biasanya tampil dengan keunikan dalam Spotify Wrapped tak lama lagi akan hadir dan diharapkan bisa memperkenalkan interaksi yang berbeda di tahun ini.

Baca juga: Apple Music Classical untuk iPad telah hadir

Baca juga: Tulus hingga Taylor Swift rajai Spotify Wrapped di Indonesia

Baca juga: Spotify siapkan fitur penerjemahan suara untuk podcast

Penerjemah: Livia Kristianti
Editor: Natisha Andarningtyas
COPYRIGHT © ANTARA 2023

Everton Dihukum Pengurangan Poin, City dan Chelsea Menyusul?

Everton Dihukum Pengurangan Poin, City dan Chelsea Menyusul?


London

Everton kena hukuman pengurangan 10 poin karena melanggar aturan finansial Liga Inggris. Apakah Manchester City dan Chelsea ikut menyusul?

Dilansir dari Sky Sports dan BBC, aturan finansial yang dilanggar Everton adalah melanggar batas keuntungan dan keberlanjutan. Premier League punya aturan kepada klub-klubnya berupa menjaga kondisi keuangan masing-masing agar tidak menderita kerugian di atas 105 juta Pound selama tiga tahun. Hal ini gagal dipenuhi Everton.

Terungkap lewat laporan yang masuk ke Komisi Independen Maret lalu, Everton terbukti mengalami kerugian sebesar 124,5 juta Pound dalam tiga tahun, terhitung sampai akhir musim 2021-22.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

The Toffees akhirnya sudah disidang dan kini dihukum pengurangan 10 poin. Mereka pun terjun dari tadinya di peringkat 14 Klasemen Liga Inggris dengan dengan 14 poin dari 12 laga kini turun ke posisi 19 dengan empat poin, hanya unggul selisih gol dari Burnley yang menjadi juru kunci. Everton dikabarkan akan mengajukan banding.

Kini yang jadi pertanyaan, apakah Manchester City dan Chelsea juga akan menyusul?

Manchester City diduga sudah melakukan lebih dari 100 pelanggaran finansial. City diduga telah melakukan pelanggaran aturan finansial selama periode 2009-10 hingga 2017-18. Selain itu, City juga menutupi nilai gaji asli yang didapat pelatih pada periode 2009-10 hingga 2012-13, dalam hal ini Roberto Mancini.

Selain itu, City juga melanggar aturan Premier League terkait keuntungan dan keberlanjutan pada musim 2015-16, 2016-17 and 2017-18. Masih ada lagi, The Citizens juga dinilai tak patuh aturan UEFA terkait lisensi klub dan financial fair play pada musim 2013-14 dan antara periode 2014-15 dan 2017-18.

City sempat dihukum dilarang tampil di kompetisi antarklub Eropa pada Februari 2020 dan denda 30 juta Euro. Lewat banding, City lolos dari hukuman larangan tampil dan cuma didenda 10 juta Euro.

Belum ada kelanjutan, apakah investigasi kepada City akan kembali dilanjutkan? Malah, ada ancaman pencabutan gelar!

Chelsea sama nasibnya. Pihak Premier League dan UEFA kabarnya kembali menginvestigasi finansial Chelsea di era kepemilikan Roman Abramovich.

Orang kaya asal Rusia itu kabarnya punya perusahaan siluman untuk mencuci uang di negara Siprus. Kabarnya, ada biaya transfer dan pembayaran bonus kepada pemain yang tidak dilaporkan.

Chelsea bisa terancam pengurangan poin dan denda!

(aff/aff)