10 Fakta Armada Drone Iran, Mengandalkan Amati, Tiru, Modifikasi Teknologi dari Negara Lain

10 Fakta Armada Drone Iran, Mengandalkan Amati, Tiru, Modifikasi Teknologi dari Negara Lain

loading…

Armada drone Iran ditakuti banyak negara, termasuk AS dan Israel. Foto/Reuters

TEHERAN – Drone Iran tidak hanya ditakuti Israel, tetapi juga tentara Ukraina. Pasalnya, drone Iran sudah digunakan tentara Rusia dalam membantu perang dalam menginvasi Ukraina.

Armada drone Iran telah dikembangkan sejak lama, bukan kemarin sore. Itu menunjukkan militer Iran sudah memiliki visi yang sangat jauh ke depan.

Meskipun pandangan miring tentang kecanggihan teknologi yang kerap meniru teknologi negara lain, tetapi Iran terus memodifikasi dan mengembangkan drone dengan andalan produksi dalam negerinya.

Berikut adalah 10 fakta armada drone Iran.

1. Sudah Dikembangkan Sejak 1980-an

10 Fakta Armada Drone Iran, Mengandalkan Amati, Tiru, Modifikasi Teknologi dari Negara Lain

Foto/Reuters

Ketertarikan Iran terhadap drone dan kendaraan tak berpenghuni sebenarnya sudah ada sejak perang Iran-Irak pada pertengahan tahun 1980an. Iran telah berkecimpung dalam bisnis kendaraan udara tak berawak (UAV) selama beberapa dekade.
“Generasi pertama drone yang digunakan selama perang Iran-Irak tampaknya merupakan amunisi serangan berbiaya rendah, bukan platform intelijen, pengawasan, dan pengintaian (ISR),” kata Douglas Barrie, peneliti senior di International Institute for Strategic Studies, dilansir Iran Primer.

2. Lebih Murah dan Efektif

10 Fakta Armada Drone Iran, Mengandalkan Amati, Tiru, Modifikasi Teknologi dari Negara Lain

Foto/Reuters

Ada sejumlah alasan mengapa Iran tertarik pada UAV. Selama perang Iran-Irak, kekuatan udara sangatlah penting namun tingkat pengurangan jumlah pesawat tempur berawak tinggi. UAV memungkinkan Iran mengisi beberapa peran ini dengan kemampuan manufaktur yang jauh lebih murah dan lebih mudah.

Baik biaya maupun teknologi memungkinkan Iran menempuh jalur ini. Negara ini juga mengimpor beberapa teknologi pada masa-masa awal. “UAV mengisi peran yang mungkin tidak dapat dipenuhi oleh angkatan udara Iran dengan tingkat kehilangan pesawat yang dapat diterima,” kata Barrie.

Apa yang diizinkan oleh UAV untuk dilakukan oleh Teheran—dibandingkan dengan pesawat tempur berawak—adalah memitigasi risiko kerugian. Misalnya, UAV dapat diterbangkan lebih dekat ke pasukan oposisi dan mengambil gambar. Jika drone tersebut ditembak jatuh, maka Teheran telah kehilangan pesawat kecil yang dikendalikan radio.

Iran tidak perlu khawatir untuk mendapatkan kembali krunya. Jika mereka kehilangan pilot atau kru yang jatuh di wilayah musuh, maka hal itu akan menjadi masalah. Hal ini tidak terjadi pada UAV. Pesawat ini juga jauh lebih murah dibandingkan pesawat berawak, setidaknya pada spektrum kemampuan kelas bawah.

3. Drone dengan Segela Jenis

10 Fakta Armada Drone Iran, Mengandalkan Amati, Tiru, Modifikasi Teknologi dari Negara Lain

Foto/Reuters

Sistem Iran berkisar dari sistem jarak pendek yang kecil dan ringan hingga UAV menengah hingga berat dengan peran intelijen, pengawasan, dan pengintaian (ISR). Portofolionya tidak hanya bertumbuh dalam hal kemampuan yang luas, namun ukuran kendaraan itu sendiri pun turut bertumbuh.

Mau Tsunami Pemain Top, MLS Harus Tiru Arab Saudi

Mau Tsunami Pemain Top, MLS Harus Tiru Arab Saudi

Vivagoal Berita Bola – Inter Miami memang sudah berhasil mendaratkan Lionel Messi di bursa musim panas ini. Namun, Major League Soccer (MLS) dirasa perlu melihat apa yang dilakukan oleh Arab Saudi, yang kini jadi destinasi para pesepakbola top dunia.

Kompetisi sepakbola tertinggi di Amerika Serikat, Major League Soccer (MLS) kembali menjadi buah bibir pada bursa musim panas ini. Diantaranya adalah keberhasilan Inter Miami mendaratkan seorang Lionel Messi, usai kontraknya di PSG habis.

Jadi Legenda Dulu di Atletico Baru Griezmann Susul Messi di MLS
Lionel Messi, Foto: dok sportstars

Kedatangan Messi itu, dianggap memberikan kemeriahan serupa tatkala Al-Nassr bisa mengamankan Cristiano Ronaldo pada akhir tahun 2022 lalu. Kini, laga Inter Miami jadi salah satu partai yang sangat dinantikan oleh banyak pecinta sepakbola, bukan cuma untuk publik Amerika Serikat.

Dibanding dengan liga-liga di benua lain, MLS memiliki sejumlah perbedaan yang menjadi keunikan mereka sendiri. Salah satunya adalah soal penerapan batasan gaji untuk para atlet, yang sepertinya takkan berubah dalam waktu dekat.


Baca Juga:


Bukan tanpa alasan namun kebijakan itu sudah jadi identitas berbagai macam olahraga di Negeri Paman Sam, bukan cuma di sepakbola saja. Peraturan yang membuat MLS seperti berada d dunia mereka sendiri selama ini.

Tapi kebijakan tersebut juga sebenarnya dapat membuat persaingan antar tim lebih seimbang satu sama lain. Di MLS, pecinta sepakbola takkan menemukan tim seperti PSG, karena adanya penyeimbangan soal urusan gaji pemain.

Walau sulit diubah, tapi bukan berarti kebijakan itu tidak dapat diatur ulang sepenuhnya. Seperti yang diutarakan oleh pemilik Inter Miami, Jorge Mas pasca The Herons resmi menggaet Messi, ketika bertemu dengan para pemilik tim MLS.

“Saya merasakan energi yang ada di ruangan hari ini sangat menular. Kami semua memahami kesempatan yang ada di depan kami, kesempatan untuk terus mengembangkan liga,” ujar Mas dilansir Goal.

Karim Benzema Ungkap Alasannya Tinggalkan Real Madrid dan Gabung Al Ittihad
Sumber: Twitter/Al Ittihad

“Semoga ini adalah katalisator untuk pertumbuhan yang luar biasa yang saya dan kita semua inginkan. Evolusi tidak dapat dihindari dan perubahan mungkin terjadi. Kami semua ingin ini menjadi liga elit, kami semua ingin liga ini berkembang.”

Andai ingin kembali menciptakan euforia seperti kehadiran Messi, perlu adanya gebrakan besar dan berani dari MLS. Pemain dengan reputasi tinggi sulit hadir karena adanya peraturan soal gaji yang terlalu membatasi.


Baca Juga:


Termasuk jika harus meniru apa yang dilakukan oleh Arab Saudi akhir-akhir ini. Mereka tak segan menggelontorkan dana transfer maupun gaji agar para pesepakbola hebat bermain di Timur Tengah.

Berbanding dengan Arab Saudi, MLS memang tampak lebih adem-ayem, sebelum Messi tiba. Meski, bukan tidak mungkin bakal banyak yang ikut Messi di MLS, seperti Sergio Busquets dan Jordi Alba bersama Inter Miami sekarang.

Mendatangkan bintang muda dari negara di Amerika Selatan adalah hal yang bagus dan penting. Tetapi, level MLS juga takkan naik sebelum ada sosok pesepakbola elit yang diantaranya menarik secara komersial.

Tidak perlu se-gila wakil Arab Saudi yang berani menggaji Kylian Mbappe 11,7 triliun rupiah untuk kontrak setahun. Setidaknya batasan gaji itu tidak mempersulit tim-tim MLS yang mau juga punya pemain top.

Roberto Firmino, Foto: dok Twitter @ALAHLI_FCEN

Kini tinggal menunggu efek domino dari Messi untuk MLS akan seperti apa.Sang rival, Ronaldo sudah terbukti jadi pemicu kehadiran para pemain top menuju Arab Saudi, yang juga diakui oleh Neymar, eks rekan Messi di PSG dan Barcelona.

Ditambah, bahwa MLS tentu enggan hanya menyandang status sebagai ‘tempat singgah’ sebelum pemain pensiun. Publik Amerika Serikat takkan menolak andai MLS benar-benar bakal menciptakan ‘tsunami pemain-pemain top’ suatu saat nanti.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com